Ingatkan Ancaman Perang Modern, Ini Saran Hendropriyono untuk TNI AD

Ingatkan Ancaman Perang Modern, Ini Saran Hendropriyono untuk TNI AD

Zunita Putri - detikNews
Selasa, 23 Feb 2021 14:11 WIB
Hendropriyono adalah Ketum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
Foto AM Hendropriyono (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Guru besar filsafat intelijen Jenderal (Purn) AM Hendropriyono berbicara mengenai strategi menghadapi ancaman gangguan dan hambatan yang mungkin dihadapi TNI AD di era modern. Apa saja?

Hendropriyono menjadi pembicara dalam acara webinar HUT ke-69 Korps Hukum TNI AD Tahun 2021 melalui Zoom, Selasa (23/2/2021). Awalnya Hendropriyono berbicara mengenai tentang ancaman budaya kapitalis.

"Ini berada dalam kurungan besar besi, terbuat dari besi, jadi kita sekarang ada di hukum-hukum yang internasional, yang saya sebut tadi. Kapitalis digital bikinannya SpaceX, zaman sekarang kita sering mendengar adalah zaman asimetrik, seimbang, satu orang saja bisa mengguncangkan dunia, SpaceX ditemukan oleh anak emas, dia juga menemukan satu teknologi untuk mengubah suatu kendaraan, yaitu Tesla, SpaceX Elon Musk sekarang menguasai, bahkan Bitcoin sekarang Rp 815 juta satu Bitcoin, dia merancang sendiri," ujar Hendropriyono dalam webinar itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendropriyono mengatakan masyarakat kita saat ini berada di situasi hibrida di antara sistem lama dan baru. Oleh karena itu, dia meminta TNI AD melakukan beberapa hal, yakni menggunakan strategi.

"Apa yang harus dilakukan? Subjeknya TNI, dan AD, dan Korps Hukum AD, untuk mencapai sasaran memberantas teror radikalisme, separatisme, pandemi COVID-19, dan bencana alam, empat ini harus dihadapi, caranya saya harap Angkatan Darat ini adalah mengerjakan strategi, kebijakan tadi di atas dan itu urusan kaum politisi pemerintah seluruh negara, kita dan saudara-saudara adalah urusannya strategi, taktik di dalam menghadapi ancaman gangguan hambatan," katanya.

ADVERTISEMENT

"Apa strategi? Saudara harus membuat dan menegakkan aturan bermedsos di internal Angkatan Darat dan keluarganya. Kedua, aturan senjata digital gimana mengatur supaya kita bisa kendalikan senjata-senjata kita. Ketiga, membuat aturan khusus di kalangan kita sendiri, kemudian kita tularkan sebagai influencer ke masyarakat untuk mendukung adanya penemuan-penemuan baru, dan terakhir adalah membuat aturan tentang bantuan bangunan tahanan gempa, dan perlengkapan yang harus dipunyai anggota secara individu," lanjutnya.

Hendropriyono kemudian bicara mengenai kemajuan teknologi di luar negeri seperti SpaceX dan portal media sosial lainnya, seperti Instagram, Twitter, hingga Facebook. Hendropriyono mengatakan teknologi di luar negeri, khususnya Amerika, sudah canggih. Dia juga bicara mengenai peristiwa pembajakan yang dilakukan Amerika oleh Irak.

Dia mengatakan pesawat Irak pernah dibajak oleh AS. Untuk mencegah hal itu terjadi di Indonesia, Hendropriyono meminta TNI AD memperkuat teknologi untuk alutsista di Indonesia.

"Karena di-hack sistem komunikasi, itulah yang bisa terjadi ancaman buat kita, nanti kita nggak bisa pakai drone yang modern itu, yang ditemukan AD, itu kalian harus amankan dengan menegakkan hukum internal untuk melindungi, apa mau konfrontatif, atau kerja sama, terserah, tapi harus sekalian," tegasnya.

Lihat juga Video "Hendropriyono: 2021, Anarkisme Meningkat Disponsori Barisan Sakit Hati":

[Gambas:Video 20detik]



Lebih lanjut, dia juga menyoroti kasus bocah SMP berusia 15 tahun di Tangerang yang membajak sistem keamanan NASA. Menurut Hendropriyono, anak-anak yang memiliki kemampuan IT seperti itu harus diajak kerja sama oleh TNI AD atau negara.

"Saya ingin tunjukkan gimana kemampuan Saudara yang sudah ada, yang bisa dimanfaatkan, situs keamanan NASA itu di-hack oleh anak SMP anak Tangerang, karena dia hobi, sampai dia piawai dia bisa meng-hack situs keamanan NASA, yang hack lintasan satelit China oleh James... ini kita juga punya, untuk mendekati anak-anak kita, perhatikan ini, tempel, atau gimana ini jadi bargaining power kita, terserah supaya kerja sama dengan kita, supaya kita bisa..., 'Eh, kamu jangan ganggu kita, anak umur 15 tahun aja bisa ganggu kamu kok. Saya masih banyak tuh anak umur 15 tahun di Indonesia banyak yang jago-jago (IT)' gitu, itu salah satu tawaran saya," ucapnya.

"Kalau kalian diam saja, padahal punya kemampuan untuk bargaining power, kalian mau saja dikurung dalam kurungan besi kapitalis digital negara, kita tidak ada apa-apanya ke depannya, nggak bisa atasi ancaman gangguan hambatan, apalagi tantangan, kalau Saudara nggak sadar bahwa kalian ada di mana saat ini. Coba lihat vaksin Astra dari Amerika, Moderna Amerika, Sinovac China, Indonesia baru mau proses vaksin Nusantara ngambil dari badan kita sendiri, dari imun kita, dan diolah di luar supaya jadi proses imunisasi itu temuan harus dihargai, jangan di-bully, gimana kita akan maju kalau gini, dan itu kalian harus buat aturan untuk melindungi para penemuan dan temuan-temuannya," tambah Hendropriyono.

Oleh karena itu, Hendropriyono meminta TNI AD tidak tinggal diam dalam mengantisipasi bahaya yang sewaktu-waktu bisa terjadi di Indonesia.

"Saat ini kita berada pada era hibrida, yaitu masih pakai sistem lama dan masuk sistem baru, dua-duanya masih digunakan. Jadi kalau kita bikin aturan-aturan yang disampaikan KSAD tentang aturan penggunaan medsos itu, jangan kita diam saja, kan aturan disiplin militer bisa dibuat, kita bisa buat aturan disiplin militer jangan itu saja, sejak 1945, sejak saya lahir dulu, saya luar kepala hafal pasal-pasal, masa nggak tambah-tambah aturan disiplin militer itu, masukan di kitab undang-undang hukum disiplin tentara, kitab UU hukum pidana tentara, bangun, sesuai dengan digitalisasi security, digitalisasi pertahanan yang saat ini ada memayungi kita, dan dijabarkanlah baik-baik secara internal di dalam AD, sehingga Saudara-saudara akan berhasil dalam melaksanakan tugas melindungi Angkatan Darat, TNI dan melindungi negara, dan melindungi umat manusia," tutupnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads