Kabupaten Bandung dikenal sebagai daerah punya pesona alamnya, baik perkebunan hingga pertanian untuk tujuan wisata. Makanya pengembangan agrowisata di Kabupaten Bandung terus digencarkan.
Menurut Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Diar Hadi Gusdinar, banyak masyarakat, terutama pemuda di beberapa jalur wisata yang ada di Kabupaten Bandung memanfaatkan kondisi alam dan pertanian untuk pengembangan agrowisata.
"Jadi ada beberapa lokasi ini cukup mempesona bisa dijadikan keterpaduan dan sinergi antara wisata dan pertanian, sehingga muncul daerah agrowisata Kabupaten Bandung," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya banyak yang justru inisiatif pengembangan agrowisata ini anak muda, apalagi jika sudah dibuka sarana, kesempatan mengelola dan memanfaatkan suasana alam ini bisa dikembangkan," imbuhnya.
Salah satu kawasan yang kini berpotensi dikembangkan menjadi agrowisata di Kabupaten Bandung ialah Kampung Labu Acar yang ada di Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu. Kawasan ini dikelola oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) Regge Generation yang masuk program inkubator bisnis dari Bank BRI.
Kawasan ini sebenarnya belum jadi agrowisata. Meski begitu sudah ada plang yang terpampang di pinggir jalan sejak tahun 2020 di jalur pariwisata Pacira (Pasir Jambu, Ciwidey, dan Rancabali) di Bandung Selatan. Lokasi ini dapat ditempuh sekitar 20-30 menit menggunakan motor atau mobil dari Gerbang Tol (GT) Soreang atau sekitar 30 menit dari kawasan Kawah Putih di Ciwidey.
![]() |
Dari plang nama ini, kawasan Kampung Labu Acar hanya berjarak sekitar 500 meter hingga 1 km. Menurut Ketua Gapoktan Regge Generation, Dede Koswara, kawasan Desa Cukanggenteng dibidik dan dikembangkan menjadi Kampung Labu Acar bisa jadi karena banyak petani yang menanam labu beberapa tahun belakangan.
Gapoktan Regge Generation ini bisa memanen dan mengirim hingga 20 ton labu siam per harinya ke pasar induk yang ada di Bandung, Tangerang, Bogor, dan Cirebon. Dulu sebelum pandemi, bahkan bisa mengirim hingga 30 ton labu siam dari 350 hektare lahan yang dikelola gapoktan ini.
"Kalau kemarin mayoritas di tahun 2019-2020 puncaknya nyampe 30 ton, kalau sekarang cuma 20 ton, sudah berkurang karena pandemi. Produksinya yang turun, permintaan tetap, cuma produknya yang turun," ujarnya.
Kawasan ini memang potensial untuk dikembangkan menjadi agrowisata. Sebab calon pengunjung akan melihat hamparan luas pertanian yang sebagian besar ditutupi paranggong (bambu penyangga labu) maupun dari komoditas hortikultura lain seperti kol, tomat, cabai, dan sebagainya.
Jika berkunjung pagi-pagi sekali, pengunjung akan mendapati banyak petani yang sedang memanen labu maupun sayuran hortikultura lain. Hasil produksi tersebut selanjutnya akan dikumpulkan di rumah beci (pengepul) untuk ditimbang, dikemas, dan siap dikirim.
![]() |
Lalu di siang hari, pengunjung akan mendapati lalu lintas pikap hingga truk yang membawa sayuran. Truk dan pikap pembawa sayuran yang berangkat dari kawasan ini punya ciri khas dari grafiti yang menempel di badan mobil hingga suara bising dari hasil modifikasi knalpot racing.
Selain itu, pesona alam dan pemandangan kawasan di Kampung Labu Acar ini juga bisa jadi pemikat masyarakat untuk datang. Background pegunungan yang indah, apalagi saat matahari tenggelam bisa menjadi spot yang instagrammable untuk pengunjung.
Lebih lanjut Dede mengatakan dari produksi labu itu, gapoktannya masuk dalam program inkubator bisnis Bank BRI untuk mengembangkan kampung labu acar. Gapoktan Regge Generation mendapat bantuan CSR alat dan mesin pertanian (alsintan) hingga demplot atau greenhouse untuk pengembangan paprika.
Lebih lanjut Dede mengatakan dirinya bersama Mantri BRI Unit Pasir Jambu sudah punya beberapa rencana terkait pengembangan kawasan ini, seperti ingin ke Malang untuk studi banding melihat alat pengolahan hasil sayuran yang tak laku hingga menjadikan kampung labu acar sebagai agrowisata.
"Semoga ada jalannya lagi. Ada berkelanjutan ke depan antara BRI dan kelompok kami. Semoga BRI lebih maju, kita juga maju," pungkasnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(prf/ega)