Beredar sebuah video berdurasi 2 menit 20 detik yang memperlihatkan beberapa pria berseragam putih dikelilingi sekelompok orang asli Papua (OAP). Video itu diunggah di akun YouTube TV Th'Aw Papua dengan deskripsi 'Terbaru Part-1 Free West Papua TPN PB OPM Intanjaya 2021'.
Polisi membenarkan peristiwa dalam video tersebut. Beberapa pria berseragam putih merupakan awak pesawat, sementara OAP yang mengelilinginya adalah kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Ini akhir 2020, sebelum pembakaran," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (13/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembakaran yang dimaksud Kamal adalah pembakaran pesawat perintis milik Mission Aviation Fellowship (MAF) dengan registrasi PK-MAX di Bandara Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga, Kabupaten Intan Jaya, pada Rabu (6/1). Pesawat itu diawaki pilot yang merupakan WN Amerika, Alex Luferchek.
Dalam video, tampak beberapa anggota KKB menenteng senjata laras panjang. Ada juga yang membawa parang. Mereka terlihat sedang menginterogasi awak pesawat.
"Ko yang biasa-biasa layani anggota (TNI-Polri), toh?" tanya seorang yang merekam video.
"Saya teknisi yang biasa perbaiki-perbaiki pesawat," jawab salah seorang awak pesawat.
Terdengar para awak pesawat berusaha menjelaskan maksud kedatangan mereka. Seorang anggota KKB menghardik ke arah awak pesawat tersebut.
Dari informasi yang diterima, peristiwa dalam video itu terjadi 4 November 2020. Pesawat milik maskapai SAM Air mendarat di Kampung Bugalaga, Distrik Mbiandoga, Intan Jaya.
Pesawat membawa penumpang dari Nabire menuju Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga, Intan Jaya. Setelah sampai di Pagamba, pesawat menurunkan penumpang dan mengangkut kembali enam penumpang menuju Nabire.
Namun, setelah pesawat lepas landas, salah satu penumpang meminta agar pesawat mendarat sebentar di Bugalaga untuk menjemput seorang warga yang sakit dan hendak dibawa ke Nabire.
Setelah mendarat di Bugalaga dan mendapati seorang warga yang sakit, muncul 15 anggota KKB. Awak pesawat yang diinterogasi, lalu ditolong oleh seorang pendeta.
Kendati demikian, KKB tetap meminta secara paksa uang Rp 7 juta kepada awak pesawat. Akhirnya pesawat diizinkan lepas landas kembali oleh para KKB.