Ribuan warga korban gempa bumi asal Dusun Aholeang dan Dusun Rui, Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), masih mengungsi di kawasan perbukitan Mekkatta. Sejumlah warga yang masih mengungsi berharap pemerintah setempat segera merelokasi tempat tinggal mereka.
Para pengungsi mengaku takut pulang lantaran kondisi kampung halaman dianggap tidak layak lagi menjadi tempat hunian pasca kejadian gempa bumi berkekuatan 6,2 M Jumat (15/1/2021) lalu.
Selain itu, sejumlah warga mengaku, tidak lagi memiliki tempat tinggal, lantaran rumah mereka ikut hancur akibat guncangan gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Takut karena tanahnya terbelah-belah, kondisi rumah juga sudah miring, tanah retak, kita tidak tau mau tinggal dimana. Berharap pemerintah carikan tempat baru," kata salah satu warga Dusun Rui, Nisa, kepada wartawan di lokasi pengungsian, Rabu siang (10/2/2021).
Harapan serupa diungkapkan warga Dusun Aholeang, Hamma Dolong. Warga bernama Hamma mengaku tanah longsor yang tersebar pada sejumlah titik, membuat kampung halamannya, tidak layak lagi dijadikan tempat hunian.
"Kena longsor, tidak bisa ditempati lagi, tanah terbelah, rumah juga hancur karena longsor," kata Hamma di tempat sama.
Menurut Hamma, kondisi di tempat tinggalnya semakin parah lantaran akses jalan juga mengalami kerusakan. Ia pun berharap pemerintah setempat dapat mencarikan tempat baru yang layak huni.
"Akses jalan sudah terbuka, tapi jalannya rusak, pecah-pecah. Kita mau cari kampung baru di sini, berharap pemerintah carikan tempat baru, soalnya saat ini kita numpang di tanah orang," pungkasnya sambil menghela napas.
Berdasarkan pantauan di tempat pengungsian di kawasan perbukitan Mekkatta, hingga saat ini masih ada ribuan warga yang bertahan di lokasi pengungsian. Padahal peristiwa gempa bumi yang mengguncang wilayah Majene, Sulbar, telah hampir sebulan berlalu.
Baca juga: 5 Bencana Melanda Indonesia di Awal 2021 |
Mayoritas warga korban gempa mendirikan tenda darurat di kawasan perbukitan. Mereka bertahan hidup dengan kondisi seadanya. Tidak sedikit warga yang terpaksa memanfaatkan dedaunan, sebagai dinding dan alas untuk tidur.
Warga berharap pemerintah memberi perhatian, apalagi di lokasi pengungsian banyak anak-anak dan lansia, yang rawan terserang penyakit.
Untuk diketahui, gempa di Majane, Sulbar sempat terjadi pada Jumat (15/1) lalu. Gempa tersebut mengguncang daerah setempat dengan magnitudo 6,2.
(hel/hel)