Banjir yang merendam kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur berdampak pada 2.491 orang. Lebih dari 500 orang harus mengungsi.
Dokter piket Puskesmas Kampung Melayu, Fithriyah menyampaikan, pihaknya akan melakukan tes swab COVID-19 kepada para pengungsi. Namun, kata dia, saat ini fokusnya tertuju pada kesehatan pengungsi.
"Fokus kita kesehatan masyarakat di posko dulu, untuk selanjutnya pasti akan ada tindak lanjut untuk penjaringan pasien suspek," ujar Fithriyah saat ditemui di Posko Kesehatan Banjir, Kebon Pala, Kampung Melayu, Senin (8/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan kesehatan para pengungsi. Pendataan itu meliputi kondisi kesehatan pengungsi yang mengarah pada gejala-gejala terpapar virus corona.
"Nanti setelah udah dapat datanya akan kita plotkan dia dari mana saja dan ditesnya di mana aja, nanti akan kita lakukan pemeriksaan swab atau antigen," ucap dia.
Fithriyah mengaku khawatir dengan kondisi para korban yang ada di posko pengungsian. Sebab, masih banyak pengungsi yang belum diketahui kondisi kesehatannya terkait virus corona.
"Kan ada banyak yang suspek atau yang belum kejaring nih, masih yang batuk pilek, itu yang masih riskan nih di posko, gabungan soalnya," kata dia.
Saat ini, banjir masih ada di lebih dari 40 RT dan 5 RW di Kampung Melayu. Hampir 3 ribu orang terdampak banjir dan lebih dari 500 di antaranya harus mengungsi.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah banjir ini. Adapun jumlah tempat pengungsian tersebar di SDN 01/02, Aula Kantor Kelurahan, Masjid Ittihaadul Ikhwan RW 08, Masjid Nurul Islam RW 07, dan di Sekretariat RW 07 Kampung Melayu.