Satgas Penanganan COVID-19 membeberkan data kasus aktif COVID-19 di DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar). Di Jakarta, kasus aktif virus Corona mengalami penurunan, sedangkan di Jabar fluktuatif.
"Pertama DKI Jakarta. Kita bisa lihat tren kasus aktif memperlihatkan penurunan, di mana 2 minggu sebelumnya terjadi kenaikan. Di minggu terakhir pengamatan, yaitu 31 Januari, angka kasus aktif mencapai 8,78 persen dari 9,85 persen. Namun berbeda dengan tren kesembuhan yang menunjukkan tren sebaliknya, naik dari penurunan di minggu-minggu sebelumnya sampai minggu terakhir angkanya telah naik jadi 89,46 persen," kata jubir Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/2/2021).
Wiku menyebut Pemprov DKI Jakarta berhasil mencegah penularan COVID-19. Namun, Pemprov DKI dinilai perlu meningkatkan kualitas pelayanan untuk menekan angka keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, kita dapat belajar bahwa upaya testing DKI Jakarta yang mencapai 12 kali minimal standar WHO dalam seminggu dan 87 persen ditujukan ke kasus suspek, probable dan kontak erat, memberi dampak positif terhadap dampak pencegahan penularan," sebut Wiku.
"Namun DKI Jakarta masih perlu upaya lebih meningkatkan kualitas pelayanan untuk menekan angka bed occupancy rate di bawah standar, yaitu 70 persen," imbuhnya.
Sementara itu, di Jabar, jumlah kasus aktif COVID-19 masih fluktuatif. Tak hanya kasus aktif, Wiku menyebut angka kasus sembuh dari Corona di Jabar juga belum stabil.
"Selanjutnya kita menelaah kondisi terkini di Jawa Barat. Secara kasus aktif nampak fluktuatif, di mana di minggu terakhir dari 17,18 persen menjadi 20,74 persen. Sama halnya dengan tren kesembuhan yang juga nampak fluktuatif dan di minggu terakhir memperlihatkan penurunan dari 81,61 persen jadi 77,98 persen," tutur Wiku.
"Namun, pada tren angka kematian terlihat peningkatan angka 2 minggu berturut-turut, yaitu pada minggu pertama sukses turun, namun kembali naik di minggu berikutnya," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Riau menjadi provinsi yang zona risikonya didominasi zona kuning atau zona risiko rendah. Satgas COVID-19 pun meminta provinsi lain untuk belajar dari Kalbar dan Riau.
"Kami harap apa yang dilakukan kedua provinsi dapat jadi contoh dan motivasi bagi provinsi lain di Indonesia untuk tingkatkan upaya penanganan COVID," ucap Wiku.
(zak/mae)