Skandal perselingkuhan Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara (Sulut), James Arthur Kojongian (JAK), memicu reaksi publik. Gerakan Perempuan Sulut (GPS) meminta agar wakil rakyat daerah pemilihan Minahasa Selatan (Minsel) dan Minahasa Tenggara (Mitra) tersebut mundur sebagai wakil rakyat.
Koordinator GPS, Pdt Ruth Ketsia Wangkai, menyebut momen diseretnya istri JAK, dr Michaela Paruntu, di atas mobil pada 24 Januari lalu sebagai tragedi kekerasan terhadap perempuan dan sangat menyakiti perasaan perempuan. Rekaman yang sudah tersebar luas itu dinilai telah menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Kejadian ini juga telah melahirkan beragam persepsi negatif terkait konstruksi sosial-budaya terhadap posisi perempuan dalam tatanan keluarga dan bermasyarakat. Peristiwa ini sungguh sangat memalukan dan mencoreng citra DPRD Sulut, karena terjadi di ranah publik dan melibatkan James Kojongian sebagai pimpinan DPRD Sulut," kata Ruth kepada wartawan di Kantor DPRD Sulut, Jl Trans Manado-Bitung, Kairagi Satu, Mapanget, Manado, Selasa (2/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruth mengatakan JAK sebagai pejabat di lembaga terhormat seharusnya menjadi panutan. Peristiwa terseretnya dr Michaela, dia melanjutkan, telah menambah panjang daftar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Sulut.
"Tidak terungkapnya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan mengakibatkan korban semakin mengalami luka batin sepanjang hayatnya yang sulit tersembuhkan bahkan berujung kematian. Korban tidak mendapatkan jaminan atas hak keamanan dan keadilan," tuturnya.
Badan Kehormatan (BK) DPRD Sulut sudah memanggil JAK. Panggilan tersebut pun dipenuhi Wakil Ketua DPRD Sulut tersebut untuk dimintai klarifikasi, Senin (1/2).
Permintaan maaf James Arthur Kojongian bisa disimak di halaman berikutnya.
Saksikan video ini 'Istri Pimpinan DPRD Sulut Nomplok':
Di sisi lain, James Arthur Kojongian dalam konferensi pers pada Senin (1/2/2021) kemarin mengakui kedatangannya bertujuan memenuhi undangan BK DPRD Sulut. Dia ingin menjaga marwah lembaga DPRD Sulut.
"Saya hadir menyikapi undangan klarifikasi BK kepada saya. Saya pribadi hadir mengadakan klarifikasi dari BK dengan niat baik, tulus, dan rendah hati. Saya ingin menjaga marwah DPRD, rumah aspirasi masyarakat Sulut, lembaga DPRD sulut. Sekaligus menjaga tugas BK sesuai dengan tatib. Saya ingin menanggapi BK atas peristiwa luar biasa yang terjadi atas kehidupan keluarga saya," tuturnya.
Dia pun menuturkan, sebagai pribadi dan keluarga, Kojongian-Paruntu dengan tulus dan rendah hati menyatakan mohon maaf kepada lembaga DPRD Sulut, Ketua DPRD Sulut Fransiscus Silangen dan BK DPRD Sulut. Dia menyatakan permohonan maaf sedalam-dalamnya karena kehidupan bahtera rumah tangganya yang sangat tidak baik, maka ia memohon maaf sebesar-besarnya.
"Dalam proses parpol (partai politik) Golkar, saya sudah menerima putusan yang diambil DPD I Partai Golkar Sulut untuk menonaktifkan sementara saya sebagai ketua harian dan saya sebagai kader partai Golkar menerima baik putusan dari Partai Golkar Sulut," paparnya.