Gunung Merapi kembali meletus pada awal tahun 2021. Erupsi yang terjadi mengakibatkan keluarnya semburan awan panas hingga lahar dingin, banyak masyarakat yang kemudian mengungsi karena was-was.
Letusan Gunung Merapi yang terletak di Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten ini memang kerap terjadi, baik letusan kecil maupun besar. Berikut rekap catatan sejarah letusan Gunung Merapi dari tahun ke tahun dirangkum dari berbagai sumber.
1. Tahun 1930
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan sejarah menunjukkan Gunung Merapi pernah meletus sangat dahsyat di tahun 1930. Letusan kala itu disebut-sebut menjadi yang terbesar pada masanya. Total korban tewas akibat peristiwa tersebut setidaknya 1.369 orang.
Selain menewaskan ribuan korban jiwa, berhektar-hektar lahan pertanian dan rumah penduduk juga luluh lantah akibat amukan Merapi. Tidak hanya itu, ribuan hewan ternak milik warga juga mati akibat semburan awan panas Merapi.
2. Tahun 1954
Sempat tenang selama belasan tahun, erupsi gunung tersebut kembali terjadi di tahun 1954. Gunung yang dulu dijaga oleh almarhum Mbah Maridjan ini kembali 'beraksi' dan menelan sekitar 60 korban jiwa.
Tidak hanya korban jiwa, letusan gunung yang menjadi salah satu titik kosmik masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta ini juga mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak dan ternak warga mati.
3. Tahun 1961
Letusan Gunung Merapi pada tahun 1961 disebut menjadi salah satu yang cukup parah. Sebab karena letusan itu, Kabupaten Sleman dan sekitarnya gelap gulita akibat terkena hujan abu yang cukup besar.
Material letusan menuju arah selatan, arah luncuran awan panas menuju Kali Batang dan Kali Bebeng. Beberapa kali diakui warga ada suara gemuruh, banyak warga kemudian mengungsi ke tempat yang aman untuk menghindari kejadian tak diinginkan.
4. Tahun 2006
Kondisi Gunung Merapi kembali memburuk pada awal dekade 2000-an, tepatnya di tahun 2006. Kala itu awan panas dari Gunung Merapi meluncur 950 meter ke arah hulu Kali Gendol. Selain itu juga tercatat jarak luncur guguran 1,2 km ke arah yang sama.
Akibatnya, objek wisata Kaliadem yang letaknya tak jauh dari lereng Merapi porak-poranda. Tidak hanya itu, erupsi yang terjadi di tahun 2006 ini juga menelan korban jiwa 2 Tim SAR yang tengah bersembunyi di bunker Kaliadem.
5. Tahun 2010
Empat tahun berselang, status awas kembali ditetapkan pada gunung tersebut. Sehari setelahnya, gunung setinggi 2.930 mdpl ini meletus dan disebut menjadi yang terbesar dalam 100 tahun terakhir.
Letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 menelan sekitar 337 korban meninggal dunia. Sang juru kunci, Raden Ngabehi Surakso Hargo atau Mbah Maridjan yang tinggal dari puncak Merapi juga menjadi salah satu korbannya.
6. Tahun 2021
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat gunung yang tak memiliki sumber mata air di sepanjang jalur pendakian ini berstatus siaga. Beberapa kali gunung tersebut menyebabkan gempa vulkanik hingga gempa tektonik.
Tak hanya itu, ada pula potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh 5 km.
Selain letusan-letusan tersebut, Gunung Merapi juga beberapa kali mengalami letusan, seperti pada tahun 1969 dengan korban meninggal 3 orang, tahun 1976 yang mengakibatkan 29 orang tewas, tahun 1994 yang menewaskan 66 orang. Kemudian letusan pada tahun 1997, 1998, dan 2001 tanpa mengakibatkan korban jiwa.
(mul/ega)