Permadi Arya Bicara di Balik Lahirnya Nama Abu Janda

Permadi Arya Bicara di Balik Lahirnya Nama Abu Janda

Deden Gunawan - detikNews
Senin, 01 Feb 2021 08:18 WIB
Video berjudul
Permadi Arya alias Abu Janda (Foto: dok. Ustad Abu Janda al-Boliwudi)
Jakarta -

Jika tak ada aral, Senin (1/2/2021) ini, aktivis media sosial Permadi Arya akan menjalani pemeriksaan di Bareskrim. Setidaknya ada dua kasus yang menjeratnya berdasarkan laporan pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Lelaki yang populer dengan panggilan Abu Janda itu dianggap bersikap rasis terhadap mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai dan cuitannya tentang 'Islam Arogan'.

Permadi mengisahkan pertama kali namanya populer sebagai Abu Janda sejak 2015. Saat itu tengah viral video Salim Mubarak At-Tamimi, WNI yang bergabung dengan ISIS di Suriah. Dalam videonya, Salim yang berganti nama menjadi Abu Jandal Al Yemeni Al Indonesia itu mengancam TNI, Polri, bahkan akan membunuh Panglima TNI ketika itu, Jenderal Moeldoko.

Permadi lantas membuat video tandingan dengan memparodikan pesan ancaman Abu Jandal. Ia berdandan dan berpenampilan ala Abu Jandal dengan nama yang dimiripkan, 'Abu Janda al Boliwudi'. Sementara Abu Jandal mengancam TNI/Polri, Abu Janda memelesetkannya menjadi ancaman ke KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Ternyata video parodi karyanya itu lebih viral dibanding buatan Abu Jandal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena viral, nama Abu Janda keterusan. Jadi itu tidak ada kaitannya bahwa saya penyantun atau pengepul para janda," jelas Permadi berseloroh kepada detikcom, Jumat (29/1/2021).

Dari kasus itu pula Permadi punya pemahaman bahwa untuk melawan radikalisme dan terorisme itu sangat pas memakai resep humor. "Humor bisa mendelegitimasi sesuatu yang seram atau keras yang disuarakan para radikalis atau teroris," ujar lelaki kelahiran Serang, Banten, 14 Desember 1976 itu.

Media asal Inggris, BBC, pun mewawancarainya dan membuat judul berita 'Mengatasi Teroris dengan Humor'. Nama Permadi Arya sebagai Abu Janda melambung hingga sekarang.

ADVERTISEMENT


Sejak saat itu pula Permadi memutuskan fokus membuat konten yang melawan isu dan narasi radikal dan intoleran. Dalam menggarap konten-konten pendek, dia mengerjakannya sendiri. Khusus untuk yang berdurasi lebih dari satu menit untuk konsumsi di YouTube, dia melibatkan tim profesional.

(ddg/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads