Istri Polly Pergi ke Vatikan, Ingin Sentuh Jubah Paus

Jakarta - Merasa kecewa atas ketidakadilan yang diterimanya setelah suaminya didakwa sebagai pembunuh, istri Pollycarpus, Yosepha Hera Iswandari, akan segera berangkat ke Vatikan untuk bertemu dengan Paus Benedictus XVI.Semua dokumen yang diperlukan sudah dipersiapkannya. Keberangkatan Hera beserta anaknya tinggal menunggu jawaban atas surat yang akan dia kirimkan kepada Paus hari ini.Dalam surat tersebut, Hera mengatakan dirinya sangat ingin menyentuh jubah suci Paus, agar keajaiban datang ke dalam hidupnya serta memberikan kekuatan kepada dirinya."Saya masih menunggu izin, semua sudah siap. Tinggal menunggu waktu yang pas dari pihak Vatikan. Sekarang masih dalam proses untuk menyurati. Paling lambat Jumat surat saya kirim, tapi kalau bisa besok akan saya kirim," ujar Hera saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (8/2/2006).Dalam surat yang akan dikirimkan tersebut, Hera juga menceritakan tentang musibah yang menimpa diri dan keluarganya.Berikut ringkasan surat yang ditulis Hera dalam bahasa Inggris, sebagaimana disampaikan kepada detikcom melalui sambungan telepon:"Saya merasa bersyukur mengirimkan surat ini kepada Bapak Suci. Nama saya Hera Iswandari lahir 14 Juli. Saya dibaptis dengan nama Yosepha, istri dari Pollycarpus Budihari Priyanto, terdakwa kasus pembunuhan di Indonesia.Saya mengalami ketidakadilan dalam kasus ini. Namun dalam ketidakadilan ini, saya bisa merasakan penderitaan guru Yesus. Saya bersyukur karena dalam hidup saya bisa mengenal Yesus.Jika saya bisa berjalan sendiri, saya hanya dibiarkan sendiri, dengan Yesus berada disamping saya. Karena jasa Yesus yang sedemikian besar, saya berjalan dengan penuh keajaiban.Izinkan saya dan anak-anak saya menyentuh jubah suci Bapak. Saya yakin dan percaya keajaiban akan terjadi dalam hidup kami, hanya dengan menyentuh jubah dari Bapak Suci".Pengacara Pollycarpus, M Assegaf, membenarkan Hera akan segera berangkat ke Vatikan dalam waktu dekat ini."Benar, saya dengar ada rencana itu. Dia (Hera) sedang mengurus visa ke kedutaan. Hera mau menghadap Paus. Dia merasa keluarganya diperlakukan secara tidak adil. Pollycarpus diadili atas apa yang tidak pernah dilakukan," katanya. (atq/)