Laporan terbaru Oxfam, The Inequality Virus menyatakan bahwa pandemi Corona telah memperburuk ketimpangan dan memperdalam kemiskinan di seluruh dunia. Komisi VI DPR RI mengatakan adalah tugas negara untuk menjadi penyeimbang agar kemiskinan tak makin mendalam.
Ketua Komisi VI DPR, Faisol Riza awalnya mengakui bahwa pandemi Corona berdampak pada tingkat kemiskinan. Dia mengatakan bahwa banyak negara miskin tambah miskin.
"Sudah pasti tambah miskin, buktinya bansos. Bansos ini kan untuk membantu agar orang tidak jatuh lebih melarat. Bahkan bukan hanya orang tapi negara yang miskin akan tambah miskin," kata Faisol kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPP PKB itu mengatakan tugas negara saat ini adalah menjaga agar gap kemiskinan tak makin dalam. Dia juga meminta agar regulasi diubah agar orang kaya bisa membantu orang miskin.
"Makanya tugas negara harus mampu menjadi penyeimbang supaya gap kemiskinan tidak semakin dalam. Caranya gimana? Banyak regulasi yang harus diubah, agar orang kaya bisa ikut mengangkat yang miskin agar lebih bisa bertahan dalam tekanan ekonomi," jelasnya.
Faisol juga menjabarkan program yang bisa mengatasi ketimpangan itu. Salah satunya pemanfaatan UMKM hingga substitusi impor.
"Justru program UMKM, substitusi impor, dan insentif bagi pengusaha yang menggandeng UMKM, program padat karya, dan lain-lain," jelas dia.
Dilansir dari ABC News, Selasa (26/1/2021), dalam laporan terbaru Oxfam, The Inequality Virus, disebutkan bahwa pandemi telah memperburuk ketimpangan dan memperdalam kemiskinan di seluruh dunia.
Pandemi telah menyebabkan krisis pekerjaan terburuk dalam lebih dari 90 tahun, dengan ratusan juta orang sekarang menganggur atau kehilangan pekerjaan.
Oxfam menyebut bahwa 10 orang terkaya di dunia telah melihat kekayaan mereka meningkat setengah triliun dolar sejak pandemi dimulai - lebih dari cukup untuk membayar vaksin COVID-19 untuk semua orang di dunia dan untuk memastikan tidak ada yang berada dalam kemiskinan akibat pandemi.
Di seluruh dunia, kekayaan para miliarder meningkat sebesar US$ 3,9 triliun antara 18 Maret hingga 31 Desember 2020.
Total kekayaan mereka sekarang mencapai US$ 11,95 triliun, yang menurut Oxfam setara dengan yang dihabiskan pemerintah G20 untuk menghadapi pandemi.
Badan-badan internasional termasuk Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga khawatir pandemi tersebut akan semakin memperburuk ketimpangan.
Menurut Bank Dunia, 501 juta orang lebih akan hidup dengan kurang dari US$ 5,50 sehari (Rp 70.000) pada tahun 2030, jika pemerintah membiarkan ketidaksetaraan meningkat. Jumlah total orang yang hidup dalam kemiskinan akan lebih tinggi dari sebelum virus Corona menyerang.