Jakarta - Dai kondang Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym tidak mempersoalkan seseorang bertelanjang. "Telanjang itu boleh, tapi pada tempatnya," katanya."Kita bebas telanjang...di kamar mandi. Tapi kalau sudah keluar, ya harus yang pantas. Karena kita punya tanggung jawab," sambung Aa Gym dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Pansus RUU Pornografi dan Pornoaksi di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/2/2006).Kehadiran Aa Gym di Pansus ini mendapat simpati hangat para anggota Pansus, seperti saat Aa Gym memberi pengajian di suatu tempat. Tak jarang pernyataan kiai asal Bandung ini mengundang tawa hadirin.Selain Aa Gym, acara ini juga dihadiri sejumlah artis seperti Inneke Koesherawati, Ratna Sarumpaet, Neno Warisman, dan juga dosen dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Edi Setyowati.Aa Gym berpendapat, harus ada keseimbangan antara HAM dan kewajiban asasi. "Kami mendukung RUU ini untuk mendukung perbaikan moral bangsa. Bukan untuk menganiaya. Jadi kami berharap UU ini bukan untuk mencari kesalahan. Tapi untuk memperbaiki moral bangsa. UU ini akan berhasil jika ada kedewasaan," papar Aa Gym.Dia berharap orang tidak merasa dihukum dengan UU Pornografi, tapi jadi lebih dewasa dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya. Contohnya, telanjang sesuai tempatnya.Pemimpin Ponpes Daarut Tauhiid (DT) ini juga menyatakan, UU Pornografi harus memotivasi para tokoh dan pimpinan berlomba-lomba menjadi teladan dan memotivasi para pelaku seni dan budaya untuk betul-betul meningkatkan produktivitasnya. "Jadi tidak justru mengekang produktivitas seniman," ujarnya.Sedangkan Edi Setyowati dari UKI berpendapat agar dalam RUU ini bisa dipisahkan karya seni dan pornografi. Menurutnya, kita harus berhati-hati dalam meluncurkan UU ini. Karena kalau karya seni dibatasi, akan menghambat kreativitas."Misalnya Affandi yang melukis dirinya telanjang. Itu kan seni. Tidak merangsang. Mana yang merangsang?" ujar Edi.
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini