Komisi I DPR RI menggelar rapat bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi. Dalam rapat, Retno menegaskan Indonesia masih terus menjalin pembicaraan dengan Pfizer dan Moderna terkait vaksin.
Rapat digelar di ruang rapat Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Rapat dibuka oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Teuku Riefky sekitar pukul 10.00 WIB.
![]() |
Hadir pula dilokasi Wamenlu RI Mahendra Siregar berserta jajaran pejabat di Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Awalnya, Retno mengatakan Indonesia telah berkomitmen dengan vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Novavax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai vaksin melalui track bilateral sejauh ini kita telah mengamankan komitmen dan pasokan dari Sinovac, AstraZeneca, dan Novavax. Pembicaraan dengan Pfizer dan Moderna terus dijalin sampai saat ini," kata Retno di lokasi.
Lebih lanjut, Retno juga menegaskan Indonesia masih terus menjalin kerja sama dengan Covax Facility, CEPI, dan GAVI. Menurutnya, komunikasi dengan ketiga organisasi tersebut sudah sejak lama dilakukan.
"Sementara itu, Indonesia juga terus menjalin kerja sama dari track multilateral, yaitu melalui Covax Facility yang dikelola oleh WHO, GAVI, dan CEPI. Indonesia terus menjalin kontak sejak lama dengan 3 organisasi tersebut," ucapnya.
Menurut Retno, kebutuhan pengadaan vaksin masih sangat tinggi. Ia berharap melalui berbagai kerja sama vaksin, Indonesia akan memiliki ketersediaan vaksin yang cukup.
"Kondisi di lapangan terkait pengadaan vaksin masih sangat tinggi. Kami akan terus memantau semua dinamika yang terjadi di lapangan. Untuk kepentingan domestik, kebutuhan masyarakat kita di dalam negeri, jika upaya mengamankan pasokan vaksin, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral, berjalan lancar, insyaallah jumlah yang diperoleh akan mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia," ungkapnya.
Sekadar mengingatkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memesan 426 juta dosis vaksin dari 4 perusahaan. Salah satu vaksin COVID-19 yang sudah tiba di Indonesia, yakni dari Sinovac asal China.
Vaksin Pfizer dinilai sebagai salah satu yang memiliki nilai kemanjuran hingga mencapai hampir 95%. Vaksin ini juga sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA).
Pemerintah Indonesia tengah melakukan finalisasi kontrak dengan Pfizer agar bisa melengkapi kontrak menjadi 329 juta dosis.
(hel/zak)