Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Dian Ediana Rae, menyebut ada aliran dana yang masuk ke rekening Front Pembela Islam (FPI). Namun dia mengatakan PPATK belum dapat menyimpulkan aliran dana tersebut.
"Tapi kan belum berarti bisa disimpulkan apa-apa," ujar Dian saat dihubungi, Minggu (24/1/2021).
Dian mengatakan aliran dana berasal dari luar negeri merupakan hal yang biasa dilakukan ormas. Terlebih saat ini interaksi dengan dunia luar sudah biasa dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Transaksi ke luar negeri biasa juga dilakukan ormas lain, biasa saja terjadi di dunia yang semakin global ini," ucapnya.
Menurut Dian, PPATK harus melakukan penelitian yang komprehensif dalam menyelidiki suatu transaksi. Menurutnya, penelitian transaksi keuangan tidak hanya dilakukan terhadap FPI.
"Memang analisis dan pemeriksaan PPATK harus komprehensif, termasuk transaksi dalam dan luar negeri, bukan hanya untuk FPI ya, setiap kasus apapun yang kami tangani," katanya.
Dian mengaku pihaknya belum dapat menyampaikan hasil analiss yang dilakukan PPATK terhadap transaksi yang dilakukan di rekening FPI. "Data detail transaksi belum dapat kami sampaikan," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, Dian menyampaikan adanya transaksi di rekening FPI dari luar negeri dalam acara Blak-blakan, Rabu (20/1).
"Ya, ada. Dari penelusuran PPATK itu memang melihat keluar-masuk dana dari negara lain," kata Dian kepada tim Blak-blakan, Rabu (20/1).
Secara terpisah, kuasa hukum FPI, Aziz Yanuar, mengatakan transfer itu berkaitan dengan pengelolaan dana kemanusiaan.
"Itu menandakan FPI mendapat kepercayaan banyak warga dunia dalam mengelola dana umat untuk bencana kemanusiaan, anak-anak yatim, dan bantuan bencana, serta yang lainnya," kata Aziz Yanuar kepada wartawan, Minggu (24/1).
Aziz mengatakan FPI memang berfokus pada bantuan kemanusiaan di berbagai negara. Salah satunya bantuan untuk warga Palestina.
"FPI juga concern dengan bantuan kemanusiaan ke banyak negara yang mengalami penjajahan dan musibah seperti misal di Gaza, Palestina. Juga terhadap saudara-saudara kita di Rakhine, Myanmar," jelasnya.
(man/isa)