Keberadaan memori Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ182 masih misteri. Tim SAR gabungan akan melanjutkan pencarian pekan depan.
Operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 resmi ditutup pada hari ke-13. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyerahkan operasi lanjutan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Budi menjelaskan operasi lanjutan tersebut guna mencari bagian memori dari cockpit voice recorder (CVR) black box Sriwijaya Air. Terlebih, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berharap bagian memori tersebut dapat ditemukan.
Insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 ini terjadi pada Sabtu, 9 Januari 2021 yang lalu di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta sekitar pukul 14.40 WIB setelah. Pesawat tersebut diketahui baru lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta dan hendak menuju ke Pontianak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam CVR terdapat komponen underwater locator beacon (ULB) atau yang juga disebut underwater acoustic beacon. ULB tersebut dapat memancarkan sinyal 'Ping' yang bisa dilacak apabila pesawat jatuh ke dalam air. Sinyal ini mampu bekerja di kedalaman 6.000 meter selama tiga bulan.
Dalam kasus CVR Sriwijaya Air SJ182, ULB ditemukan terpisah dari CVR. Dengan demikian, CVR tak lagi bisa dilacak melalui sinyal dari ULB tersebut dan harus dilakukan secara manual.
Diduga Tertancap dalam Lumpur
TNI AL menduga bagian yang merekam data percakapan atau suara di kokpit pesawat itu tertancap di lumpur. Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Kadislambair) Koarmada I TNI AL, Kolonel Wahyudin Arif menyebut CVR kemungkinan memiliki bobot yang berat. Sehingga, komponen tersebut tidak mudah terombang-ambing oleh arus.
"Kemungkinan dia malah tertancap di dalam lumpur itu. Makanya kan kita kalau ke bawah itu kan gali-gali itu," ujar Wahyudin Arif saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/1/2021).
Arus Tenang Jadi Kendala Pencarian CVR
Wahyudin juga menyampaikan kendala saat melakukan pencarian CVR.
Menurut Wahyudin, arus yang tenang justru lebih menyulitkan para penyelam.
"Pas kalau lagi di bawah tenang malah kami burem, karena lumpurnya nggak kemana-mana. Kalau ada arus pelan gitu, dia lumpurnya langsung kebuang kena arus," ucapnya.
Selama 13 hari, tim SAR gabungan baru mendapatkan bagian CVR electronic unit. Bagian yang baru ditemukan itu adalah bagian yang berfungsi menangkap data percakapan atau suara yang ada di kokpit.
Sementara itu, bagian CVR yang belum ditemukan adalah crash survivable memory unit (CSMU). Bagian ini berisi data rekaman percakapan atau suara di cockpit.
Pencarian CVR akan dilanjutkan Senin besok, simak selengkapnya.
Pencarian Dilanjut Senin, Fokus Cari CVR
Operasi SAR akan dilanjut Senin 25 Januari 2031. Tim gabungan akan mencari bagian memori CVR (cockpit voice recorder).
"Senin, Senin. Mulai lagi," ujar Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (23/1).
Soerjanto memastikan unsur-unsur yang terlibat dalam operasi SAR lanjutan nanti masih sama. Termasuk dengan tim penyelam.
Sementara itu, Kadislambair Koarmada I TNI AL Kolonel Wahyudin Arif mengatakan saat ini pasukannya telah ditarik dari lokasi pencarian. Dia berujar, TNI AL sedang beristirahat setelah 13 hari operasi SAR SJ182.
"Mengembalikan kondisi tubuh dulu. Soalnya kan kita geber kemarin," kata Wahyudin kepada detikcom.
Wahyudin menyebut pihak TNI AL juga tengah melakukan evaluasi setelah 13 hari operasi SAR SJ182 kemarin. Dia mengaku menunggu KNKT, yang kini memberi komando terkait operasi SAR lanjutan.
"Artinya kita nggak operasi sendiri, tergantung dari KNKT. Kalau KNKT minta kita, ya kita siapkan diri," tutur Wahyudin.
"Iya CVR nanti, fokusnya CVR," pungkas dia.
Sejauh Ini 49 Jenazah SJ182 Teridentifikasi
Tim DVI Polri masih terus berupaya mengidentifikasi para korban pesawat Sriwijaya Air SJ182. Sejauh ini sudah ada 49 orang penumpang Sriwijaya Air SJ182 yang teridentifikasi.
Yang terbaru ada 2 orang teridentifikasi pada Jumat (22/1) kemarin. Salah satunya merupakan seorang balita usia 3 tahun bernama Yumna.
"Alhamdulillah pada kesempatan sore ini tim rekonsiliasi berhasil mengidentifikasi kembali 2 jenazah melalui identifikasi DNA," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati, Brigjen Asep Hendradiana, saat konferensi pers di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Jumat (22/1/2021).
Adanya penambahan 2 nama yang teridentifikasi ini membuat total korban Sriwijaya Air SJ182 yang berhasil diidentifikasi sebanyak 49 jenazah.
Sedangkan untuk total kantong jenazah yang diterima tim DVI sebanyak 325. Untuk kantong properti, sejumlah 278.