Indonesia sedang dalam proses vaksinasi COVID-19. Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengingatkan pemerintah dan BUMN penyelenggara vaksinasi untuk memerangi hoax seputar vaksin.
"Urusan vaksin ini sebenarnya kita sudah melihat bahwa Pemerintah RI serius, bersungguh-sungguh, tidak ada keinginan untuk mengorbankan rakyat Indonesia. Permasalahan kita soal vaksin ini adalah soal informasi hoax, ini yang paling berat," kata Andre dalam keterangan tertulis, Jumat (21/1/2021).
Anggota Dewan Pembina Gerindra ini mengatakan banyak hoax bertebaran soal vaksin COVID-19. Dia mengungkap istrinya kerap menerima pesan berisi hoax soal vaksin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Disebutkan di WA yang diterima istri saya, dokter spesialis ini menolak vaksin ini, atau ahli virus ini menolak vaksin ini, tapi sebenarnya nggak ada dokter atau ahli itu," ujarnya.
Dia meminta Kementerian BUMN dan Bio Farma bergerak lebih optimal untuk memerangi hoax seputar vaksin. Hoax soal vaksin, kata Andre, harus dibendung dengan sosialisasi maksimal.
"Vaksin cacar pun kalau kita divaksin kita kena cacar juga. Vaksin ini membangun imun kita, kalau kita divaksin, kita kena COVID-19, bisa OTG atau gejala ringan," ujar Andre memaparkan fakta soal vaksin.
"Lawan hoax, sosialisasikan yang tepat. Vaksin ini bukan masalah ketidakmampuan vaksin kita, tapi informasi hoax yang berlebihan dan membahayakan," sambungnya.
Pemanfaatan Big Data Vaksin
Selain soal hoax, Andre juga bicara soal pentingnya pemanfaatan data penduduk dalam proses vaksinasi ini. Andre meminta data vaksinasi ini dijadikan big data yang bisa dimanfaatkan untuk pemilu ataupun pemberian bantuan.
"Soal big data, vaksin ini kan untuk seluruh orang Indonesia. Tolong lah data itu untuk big data, supaya besok tidak ada lagi seperti di medsos ada orang nggak dapat bantuan, pemilu bermasalah, BLT bermasalah. Tolong data vaksin ini dipakai untuk bangsa dan negara," pungkasnya.
Simak video 'MUI Sultra Ajak Warga Tak Ragu Divaksinasi Covid-19':