Analisis Psikolog soal Pasien-Nakes Nekat Mesum di Wisma Atlet

Analisis Psikolog soal Pasien-Nakes Nekat Mesum di Wisma Atlet

Isal Mawardi - detikNews
Rabu, 20 Jan 2021 06:59 WIB
Pasien positif Corona yang diketahui melakukan mesum di Wisma Atlet ditetapkan polisi sebagai tersangka. Ia pun terancam dijerat pasal UU ITE dan Pornografi.
Pasien positif Corona berinisial JM (23) menjadi tersangka kasus mesum di Wisma Atlet. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Pasien positif Corona berinisial JM (23) melakukan hubungan seks sesama jenis (gay) dengan seorang tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet berinisial KA. Psikolog Klinis Ciputra Medical Center, Christina Tedja, menduga keduanya nekat berhubungan seks di Wisma Atlet karena jenuh selama proses isolasi dan bekerja.

"Bisa jadi kejenuhan selama masa isolasi (bagi pasien) atau bekerja (bagi tenaga medis) membuat seseorang jadi ingin melampiaskan hawa nafsunya," ujar Christina Tedja kepada detikcom, Selasa (19/1/2021).

Selain itu, tindakan hubungan seksual tersebut disertai tingkat pengendalian diri yang minim. Jadi, baik pasien maupun tenaga kesehatan, tanpa pikir panjang, melakukannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini juga bisa kita lihat sebagai tindak impulsif karena tidak memikirkan potensi dari konsekuensinya. Dari yang saya baca tenaga medis tidak terpapar COVID, tapi kemungkinan terpapar itu ada sehingga ia tidak berpikir panjang sampa ke situ (hubungan seksual)," jelas Christina.

Pasien positif Corona yang diketahui melakukan mesum di Wisma Atlet ditetapkan polisi sebagai tersangka. Ia pun terancam dijerat pasal UU ITE dan Pornografi.Pasien positif Corona yang diketahui melakukan mesum di Wisma Atlet ditetapkan polisi sebagai tersangka. Ia pun terancam dijerat pasal UU ITE dan Pornografi. (Rifkianto Nugroho/detikcom)

Psikolog seksual, Zoya Amirin, menyoroti perilaku pasien yang memiliki kecenderungan seksual narsistik. Hal itu, kata Zoya, dilihat ketika ia menyebarkan chat dengan tenaga kesehatan Wisma Atlet usai berhubungan seksual.

ADVERTISEMENT

"Individu ini dia membujuk dan kalau nggak salah saya sempat membaca (chat), dia itu mengatakan 'Wah kalau dengan yang pakai baju polisi sudah biasa, kalau yang pakai baju APD itu baru luar biasa'. Jadi nampaknya si individu ini memang memiliki kecenderungan fantasi dan melakukan segala cara untuk membujuk si petugas kesehatan pada waktu itu yang merawat dia di sana," kata Zoya.

Zoya mengatakan pandemi COVID-19 membuat seseorang menjadi kesepian secara psikologis. Ketika manusia tertekan, lanjut Zoya, mereka akan cenderung melakukan hubungan seks.

"COVID adalah salah satu penyakit yang secara psikologis membuat orang sangat sangat kesepian. Kebutuhan akan oksitosin, yaitu pelukan, dengan pelukan tubuh manusia lain, (hormon) yang bisa dia dapatkan dari pelukannya, (hormon) yang bisa dia dapatkan dari seks dan sebagainya itu membuat orang menjadi memiliki kecenderungan ketika sedang dalam kondisi tertekan melakukan hubungan seks," lanjut Zoya.

Pakar epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, menyesalkan kejadian tersebut. Seharusnya, pasien dan nakes meminimalkan kontak.

"Itu (hubungan seksual) berbahaya ya kalau dari sisi potensi penularan orang tenaga kesehatannya bisa tertular. Bisa tidak menyadari (menularkan virus) ke petugas tenaga kesehatan lain di Wisma Atlet," imbuh Dicky.

Pasien positif Corona yang diketahui melakukan mesum di Wisma Atlet ditetapkan polisi sebagai tersangka. Ia pun terancam dijerat pasal UU ITE dan Pornografi.Pasien positif Corona yang diketahui melakukan mesum di Wisma Atlet ditetapkan polisi sebagai tersangka. Ia pun terancam dijerat pasal UU ITE dan Pornografi. (Rifkianto Nugroho/detikcom)

Dicky menyebut pihak Wisma Atlet harus membentuk mekanisme monitoring. Pengawasan tidak hanya melalui CCTV, tapi juga secara data.

"Tentu ini masalah kesehatan mental yang harus dibina. Itu mereka lelah dalam situasi seperti itu. Saya ya tidak mengarah ke sesama jenis saja, tapi kalau jauh dari keluarga, jauh dari anak, orang tua, dan sebagainya ini yang harus ada mekanisme relaksasi, harus ada mekanisme istirahatnya," sebut Dicky.

Baca cerita selengkapnya di halaman berikutnya>>>

Diketahui, pasien positif Corona berinisial JM (23) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus mesum sesama jenis dengan seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet berinisial KA. Polisi mengungkap kasus ini berawal dari komunikasi keduanya menggunakan aplikasi Blued.

"Kronologinya, tersangka dengan teman mainnya diduga nakes merupakan orang yang suka sesama jenis dan mereka memiliki aplikasi bernama Blued. Kalau punya aplikasi tersebut, nyalakan, lalu searching, 500 meter akan ketemu orang yang juga memiliki aplikasi tersebut, sehingga si tersangka pada saat itu dirawat di Tower 5, sedangkan pasangan sesama jenisnya ada di Tower 3 merupakan nakes. Mereka ketemu di aplikasi itu dan saling tegur sapa," kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi pada konferensi pers di Mapolres Jakarta Pusat, Jalan Garuda, Jakpus, Selasa (19/1/2021).

Lebih lanjut Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Burhanuddin menjelaskan tersangka JM saat itu sedang menjalani isolasi mandiri di Tower 5, sedangkan KA bertugas di Tower 3. Melalui aplikasi Blued itulah mereka berkomunikasi dan akhirnya bertukar nomor WhatsApp.

Polisi mengatakan KA akhirnya mendatangi JM ke Tower 5. Pada 24 Desember 2020, keduanya melakukan hubungan seks sesama jenis untuk pertama kalinya di kamar mandi dan berulang pada 25 Desember 2020.

Setelah itu, keduanya berkomunikasi mengenai perbuatan hubungan mereka. Berita itu disebar ke media sosial Twitter sehingga akhirnya viral.

"Akhirnya mereka komunikasi tentang perbuatan mereka, tentang--mohon maaf--kenikmatan yang mereka rasakan. Mereka upload ke media sosial Twitter sehingga menyebarlah berita tersebut," ujar Burhanuddin.

Halaman 2 dari 2
(isa/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads