Sejumlah kamar di Rutan Kelas II-B Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), turut terkena dampak gempa bumi magnitudo (M) 6,2. Kini para warga binaan ditempatkan di musala dan gereja yang ada di dalam rutan.
"Sementara mereka tidur dalam musala dan gereja. Jadi musala itu atapnya dari seng jadi itulah tempat yang paling aman sekarang," ujar Karutan Mamuju I Gusti Lanang kepada wartawan di kantornya, Jalan Pengayoman, Mamuju, Selasa (19/1/2021).
![]() |
Warga binaan Rutan Mamuju total berjumlah 253 orang. I Gusti kemudian memastikan mereka dalam keadaan selamat meski ada satu di antaranya yang dirawat di RS akibat terkena reruntuhan bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu orang ada di rumah sakit yang patah tangannya, harus dioperasi, 252 orang (lainnya) dalam kondisi aman," kata I Gusti.
Selain warga binaan, sambung I Gusti, dua petugas rutan harus dirawat di RS akibat mengalami luka saat gempa. Salah satu dari mereka terluka karena memecahkan kaca tempat kunci untuk membebaskan warga binaan saat gempa.
"Yang satu tangannya robek karena mukul kaca itu. Yang satu lompat dari lantai atas, jarinya patah. Semuanya sudah ditangani," kata dia.
Meski ada bencana gempa bumi, warga binaan tidak diperkenankan pulang. Namun mereka diberi fasilitas untuk berkomunikasi dengan keluarga masing-masing.
"Kami menyiapkan fasilitas berupa video call dan telepon bagi warga binaan yang ingin menghubungi keluarga, kita berikan fasilitas jadi mereka bisa tenang di dalam," katanya.
"Kemudian keluarga-keluarga yang ingin melihat kondisi keluarganya di dalam, kita pertemukan sementara biar mereka tahu kondisi keluarganya di dalam kondisi selamat," lanjutnya.
Sementara untuk kebutuhan logistik warga binaan, I Gusti menyebut pihaknya sudah menerima sejumlah bantuan dari satgas bencana.
Pantauan detikcom, area belakang dinding warga binaan yang ambruk kini dipasangi kawat berduri. Pihak rutan juga membuat sebuah dinding dari kayu dan seng merah.
"Ini inisiatif kita saja sih biar lebih aman saja," katanya.
(hmw/nvl)