Satgas Depok Minta Data ke LaporCovid-19 soal Pasien Meninggal di Taksi

Satgas Depok Minta Data ke LaporCovid-19 soal Pasien Meninggal di Taksi

Mei Amelia R - detikNews
Senin, 18 Jan 2021 12:22 WIB
Poster
Ilustrasi Corona oleh Edi Wahyono
Jakarta -

Pasien positif COVID-19 di Depok, Jawa Barat dikabarkan meninggal dunia di taksi online setelah ditolak di 10 rumah sakit. Terkait hal itu, Satgas COVID-19 Kota Depok meminta pihak LaporCovid-19 untuk memberikan data-data terkait kejadian tersebut.

"Saya sudah coba komunikasi dengan pihak LaporCovid-19 terkait dengan informasi ini, karena informasi ini yang di media belum dijelaskan seperti apa kronologisnya dan kami sudah menyampaikan melalui contact person di LaporCovid-19 untuk menjelaskan kronologis kejadiannya, terjadinya di rumah sakit di mana saja dan pasiennya di mana. Karena kan ini kami baru dapat informasi sementara dari pihak Lapor COVID-19 bahwa ada di antaranya rumah sakit di Depok dan juga di Jakarta," jelas Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Depok Dadang Wihana saat dihubungi detikcom, Senin (18/1/2021).

Dadang juga meminta agar pihak LaporCovid-19 memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut agar tidak menimbulkan miss persepsi. Klarifikasi dari Lapor COVID-19 juga diperlukan sebagai bahan evaluasi Satgas COVID-19 Kota Depok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makanya ini yang harus disampaikan. Karena LaporCovid-19 itu kan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh warga kepada aplikasi Lapor Covid-19. Makanya kemarin sudah kami diskusikan di Satgas kepada pihak LaporCovid-19 untuk jelaskan kasus ini kepada warga seterang-terangnya agar tidak timbul miss persepsi. Nah ini pun akan bagus sebagai bahan evaluasi kami, kalau memang dari sisi tata laksana, informasi kepada warga kurang dan lain-lain," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dari informasi yang disampaikan oleh LaporCovid-19 dan Center for Indonesia's Strategi Development Initiatives (CISDI), peristiwa itu terjadi pada 3 Januari 2021. Dadang menjelaskan pada periode tersebut, bed occupancy di RS rujukan COVID-19 di Kota Depok memang sedang full.

"Karena memang pada periode itu kita bisa sampaikan bahwa memang kondisi rumah sakit tidak hanya di Depok, di seluruh wilayah di Jabodetabek juga kondisinya memang full dan masuk-keluar, masuk-keluar begitu, tetapi kondisi bed occupancy ratio-nya sudah di atas 80 persen," imbuh Dadang.

Saat ini ada 20 rumah sakit rujukan untuk pasien COVID-19 di Kota Depok. Bed occupancy di 20 rumah sakit tersebut saat ini di atas 85 persen.

"Kita ada 20 rumah sakit di Depok yang menjadi rujukan rumah sakit COVID. Jadi ada, tapi bed occupancy ratio-nya memang di atas 85 persen, untuk ICU di atas 90 persen, untuk isolasi biasa, untuk gejala yang tidak memerlukan ICU itu 85 persen. Akan tetapi kondisi 85 persen itu secara riilnya itu full, karena memang misalnya dalam satu ruangan itu ada 2 bed, di dalam 2 bed itu ada 1 perempuan, 1 otomatis kosong sementara yang antrenya laki-laki kan tidak mungkin juga dimasukkan laki laki. Jadi dengan kondisi seperti itu rumah sakit dalam kondisi penuh, tapi IGD pun banyak dilakukan tindakan IGD," paparnya.

Simak video 'Warning! Kasur untuk Pasien Corona di RSD Wisma Atlet Sisa 1.035':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya

Dadang kembali meminta ke pihak LaporCovid-19 dan CISDI agar menyampaikan data terkait pasien tersebut ke Satgas COVID-19 Kota Depok.

"Kami baru mendapat informasi sementara dari Lapor COVID-19, akan tetapi pihak Lapor COVID-19 tidak bersedia menyampaikan data pasien. Data rumah sakit pun hanya beberapa dari 10 rumah sakit itu yang disampaikan kepada kita. Sehingga ini yang harus dijelaskan kepada kita agar kami bisa mengevaluasi, misal pasien ini di wilayah Puskesmas mana, kecamatan mana, ini yang harus kita jadi bahan evaluasi, ini tidak disampaikan," tuturnya.

LaporCovid-19 dan Center for Indonesia's Strategi Development Initiatives (CISDI) dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (18/1/2021), menyampaikan adanya pasien positif COVID di Depok yang meninggal dunia di dalam taksi online setelah ditolak di 10 rumah sakit. Dalam keterangannya, tim LaporCovid-19 dan CISDI menerima laporan tersebut pada (3/1) lalu.

"Salah seorang keluarga pasien di Depok melaporkan, pada 3 Januari 2021, anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan COVID-19," tulis siaran pers tersebut.

Selain itu, LaporCovid-19 dan CISDI menerima 23 laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit rujukan sejak akhir Desember 2020 sampai awal Januari 2021. Akibatnya, pasien COVID-19 ada yang meninggal dalam perjalanan atau di rumah.

Laporan tersebut berasal dari wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Relawan tim BantuWargaLaporCovid-19, dr Tri Maharani mengatakan kondisi tersebut sudah sebagai tanda-tanda robohnya layanan kesehatan.

"Tanda-tanda kolaps layanan kesehatan sebenarnya sudah terindikasi sejak bulan September 2020, yang kemudian mereda pada periode pemberlakuan PSBB di Jakarta. Menjelang pertengahan November 2020, saat pelaksanaan pilkada serentak dan libur Nataru, memperburuk ketidakmampuan RS menampung pasien," katanya.

LaporCovid-19 dan CISDI juga mengaku menemukan fakta di lapangan mengenai sejumlah fasilitas kesehatan tidak berjalan baik. Misalnya, mengenai sistem informasi rumah sakit yang tidak diperbarui secara real-time, sehingga pasien tidak tahu harus bertindak seperti apa.

"Komunikasi publik yang berbasis bukti, fokus dan tidak terdistorsi dengan narasi-narasi palsu harusnya sejak awal pandemi telah dilakukan. Ketidakmampuan pembuat kebijakan dalam membangun strategi maupun melaksanakan praktik komunikasi yang transparan dan akuntabel menyebabkan gagalnya masyarakat sepenuhnya menyadari kegawatan situasi pandemi ini. Hal ini menyebabkan upaya pemerintah menambah kapasitas tempat tidur dan tenaga kesehatan tidak akan pernah mencukupi kebutuhan layanan kesehatan di tingkat rujukan, untuk menampung jumlah pasien dalam kondisi sedang hingga berat dan kritis," kata Direktur Kebijakan CISDI, Olivia Herlinda.

Halaman 2 dari 2
(mei/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads