Sebanyak 110 pasien korban luka-luka akibat gempa di Mamuju, Sulawesi Barat jalani perawatan medis di Rumah Sakit Darurat (RSD) area RSUD Sulawesi Barat (Sulbar). Pihak rumah sakit menyampaikan bahwa kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah tenda, obat-obatan dan stok darah.
Dari pantauan detikcom pada Minggu (17/1/2021) siang, kawasan RS Darurat penanganan korban gempa Mamuju yang bertempat di Jl. RE Martadinata, Kecamatan Simboro, diguyur hujan yang cukup deras. Pelayanan medis terhadap ratusan pasien korban gempa ditempatkan di halaman parkir area RSUS Sulbar.
"Sejak hari pertama, pelayanan medis korban gempa Mamuju dipusatkan di RS Darurat area RSUD Sulbar. Kini tercatat ada sebanyak 110 orang, 9 diantaranya sudah meninggal dunia. Keperluan pelayanan medis yang paling mendesak adalah tenda, apalagi saat ini sering terjadinya hujan deras," ucap Humas RSUD Sulbar, Wahyuddin saat ditemui di RSUD Sulbar pada Minggu (17/1/2021) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di lokasi hanya ada 1 tenda besar dan 5 tenda ukuran kecil milik BNPB yang digunakan dalam pelayanan pasien korban gempa. Namun, menurut Wahyuddin, hal itu tidak mampu menutupi kebutuhan pasien yang jumlahnya capai ratusan orang.
"Jadi kebutuhan tenda tidak hanya untuk tenaga medis dan pasien gempa saja, melainkan keluarga pasien yang juga korban gempa Mamuju. Jadi sekaligus dengan mengungsi di area RS Darurat. Selain itu, kebutuhan lainnya adalah pasokan stok darah untuk semua jenis dan obat obatan anestesi."ucapnya.
Salah satu keluarga pasien korban gempa, Nurlela mengatakan bahwa suaminya yang alami patah kaki akibat gempa, akan dipindahkan kedalam gedung RSUD. Sulbar karena terjadi hujan deras yang percikannya masuk kedalam tenda. "Allhamdulillah walaupun belum ada bantuan dari pemerintah, saya sangat bersyukur karena diberikan tempat yang lebih nyaman untuk suami saya menjalani penanganan medis. Kami disini sudah memasuki hari ketiga pasca gempa."Ungkap Nurlela kepada detikcom.