Aplikasi DokterSafe akan diluncurkan Minggu (17/1) besok. Aplikasi ini berfungsi melindungi kesehatan dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien COVID-19.
"Aplikasi ini khusus dipersembahkan bagi dokter dan tenaga kesehatan sebagai benteng terakhir di masa pandemi COVID-19 saat ini," kata project manager aplikasi DokterSafe, dr Muhammad Shoifi, kepada wartawan, Selasa (12/1/2021).
Aplikasi ini dikembangkan oleh anak-anak muda FK Unair dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam upaya perlindungan dan kesehatan dokter dan tenaga kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini aplikasi pertama di Indonesia pada aspek safety and protection bagi dokter dan tenaga kesehatan," sambungnya.
Aplikasi DokterSafe memuat berbagai fitur menarik dan bermanfaat bagi perlindungan dan keselamatan dokter serta tenaga kesehatan di Indonesia. Di halaman utama aplikasi ini, pengguna bisa melihat gambaran kondisi terkini COVID-19 di Indonesia. Ada pula fitur tautan penting ke World Health Organization (WHO), Satgas Penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan, dan lain-lain.
Selanjutnya, fitur di aplikasi DokterSafe:
Di aplikasi ini juga ada fitur learning, di antaranya terkait bagaimana pemakaian alat pelindung diri (APD), standar protokol COVID-19, hingga buku pedoman pelayanan. Penggunaan APD sendiri, menurutnya, memegang peranan penting dalam melindungi dokter dan tenaga kesehatan.
"Jadi bagaimana dia memasang APD, bagaimana melepas, itu ada panduan yang bisa dilihat di video di aplikasi tersebut. Jadi ada edukasi langsung yang akan sangat memudahkan. Pada aspek edukasi itu juga kita cantumkan misalnya tentang standar protokol penggunaan APD dari Kemenkes dan lain-lain," jelasnya.
Di aplikasi ber-tagline 'Safety In One Touch' ini juga ada hotline. Ini adalah hotline pertolongan keselamatan bagi dokter dan tenaga kesehatan yang menggunakan aplikasi ini. Di aplikasi ini memuat hotline Kemenkes, Satgas BNPB, Tim Mitigasi PB IDI, dan IDI wilayah.
"Tujuannya apa? Misal ada dokter dari Jawa Timur melakukan perjalanan ke Bandung, Jawa Barat, kemudian dia di sana terdampak (COVID-19). Siapa yang dihubungi oleh dia? Di hotline ini dia bisa kontak hotline dari IDI wilayah Jawa Barat. Maka IDI wilayah Jawa Barat akan memberikan bantuan, pertolongan, rujukan dan sebagainya karena kita saling terkait satu dengan lainnya," jelas dr Shoifi.
![]() |
"Button keempat di aplikasi ini adalah GPS. Ini akan membuat positioning dari penggunanya itu kepada rumah sakit rujukan yang paling dekat," imbuhnya.
Terakhir, lanjut dr Shoifi, di aplikasi ini juga ada fitur Self Assessment. Pihaknya masih mengembangkan fitur ini, terutama terkait vaksinasi COVID-19.
"Sekarang kan eranya vaksin. Misalnya ada dokter atau tenaga kesehatan setelah dia melakukan vaksinasi, dia bisa melakukan self assessment di situ. Kira-kira gejala apa yang dia dapat. Kesimpulan akhirnya nanti ada apa yang harus dia lakukan, apakah dia cukup istirahat di rumah atau datang ke rumah sakit, itu nanti ada petunjuk-petunjuknya. Ini masih kita kembangkan. Sehari dua hari ini insyaallah selesai," jelasnya.