RS Polri Kramat Jati Mulai Vaksin Corona 400 Tenaga Kesehatan Secara Bertahap

RS Polri Kramat Jati Mulai Vaksin Corona 400 Tenaga Kesehatan Secara Bertahap

Sachril Agustin Berutu - detikNews
Jumat, 15 Jan 2021 13:44 WIB
Salah satu Nakes di RS Polri Kramat Jati yang sedang divaksin Corona (Sachril/detikcom)
Salah satu nakes di RS Polri Kramat Jati yang sedang divaksinasi Corona. (Sachril/detikcom)
Jakarta -

Para tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim), mulai menjalani proses vaksin Corona. Tercatat ada 400 tenaga kesehatan RS Polri terdaftar akan menjalani vaksinasi di tahap pertama.

Pantauan detikcom di RS Polri Kramat Jati, Jumat (15/1/2021), pukul 11.30 WIB, sebuah ruangan di lantai dua disiapkan untuk proses vaksinasi. Terlihat sejumlah tenaga kesehatan sudah bersiap untuk menjalani vaksin hari ini.

Ketua tim vaksinasi RS Polri Kramat Jati, dr Budi Satria, mengatakan vaksinasi di RS Polri Kramat Jati dimulai sejak Kamis (14/1) kemarin. Setiap harinya, akan ada 40 tenaga kesehatan yang divaksin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadwal vaksinasi mulai kemarin, itu 5 hari kerja pertama kemudian 5 hari kedua kedua. Jadi total ada 10 hari kerja untuk pelaksanaan tahap 1. Suntikan dosis keduanya, karena masing-masing orang yang mendapat vaksin ini akan mendapat 2 kali suntikan, itu akan diberikan selang 14 hari berikutnya," ujar Budi.

Budi mengatakan, pada vaksinasi hari pertama, ada 4 tenaga kesehatan yang gagal divaksin. Keempatnya dianggap tidak memenuhi syarat.

ADVERTISEMENT

"Hari pertama kemarin ada 4 orang yang tidak memenuhi syarat untuk vaksin. Hari kedua belum kita rekap," katanya.

"Kita melihat dari petunjuk teknis yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan, siapa yang boleh siapa yang tidak. Jadi itu ada di meja 2, ada dokter yang cek satu per satu melakukan screening. Contoh paling gampang misalnya tenaga kesehatan yang sudah pernah mengalami, tertular COVID, itu tidak termasuk yang bisa, tidak termasuk yang mendapat vaksinasi. (Nakes gagal divaksin karena) punya penyakit-penyakit yang memang disebutkan dalam petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan, tidak diperbolehkan untuk divaksin," tuturnya.

Menurutnya, 400 tenaga kesehatan itu masih kurang dari setengah dari yang ada di RS Polri. Tercatat ada 2.000 tenaga kesehatan di RS Polri.

"Perkiraan ada di angka sekitar 2 ribu lebih sedikit (total nakes di RS Polri), cuma tenaga kesehatan. Jadi 400 tahap pertama ini memang masih kurang, kita akan koordinasi terus dengan dinas kesehatan sebagai jalur distribusi datangnya vaksinnya untuk menambah kapasitas agar semua tenaga kesehatan bisa tervaksin," katanya.

Ditemui terpisah, seorang perawat RS Polri, Asti (34) menceritakan pengalamannya setelah disuntik vaksin virus Corona. "Tadi awalnya sih kayak deg-degan gitu, dingin rasanya, gitu. Tapi pas sudah disuntik nggak apa-apa, biasa aja," kata Asti.

Asti mengaku sempat khawatir sebelum disuntik vaksin COVID-19. Dia khawatir ada efek samping setelah disuntik vaksin.

"Ada sih, karena waktu itu saya pernah minum obat yang COVID gitu. Takutnya ada efeknya, gitu. Terus saya ada riwayat operasi juga kan. Takutnya ada efek sampingnya ke tubuh saya gitu. Dalam jangka panjangnya," ucapnya.

Meski sempat khawatir, dia akhirnya disuntik vaksin. Asti mengatakan akan tetap menerapkan protokol kesehatan meski sudah divaksin. Dia pun berharap agar pandemi COVID-19 bisa segera berakhir.

"Nggak (ada persiapan sebelum divaksin), tadi saya sih sebelum saya disuntik saya sarapan pagi," ujar Asti sambil tertawa.

(sab/man)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads