Pakar Nilai Efikasi Vaksin Corona 65,3% Dapat Dipertanggungjawabkan

Pakar Nilai Efikasi Vaksin Corona 65,3% Dapat Dipertanggungjawabkan

Esti Widiyana - detikNews
Kamis, 14 Jan 2021 13:39 WIB
Petugas medis memberikan vaksin Sinovac kepada Tenaga Kesehatan Puskesamas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (14/1). Pada hari pertama pemberian vaksin Sinovac, terdapat 11 orang tenaga kesehatan yang disuntik vaksin di Puskesma Kecamatan Cilincing.
Ilustrasi vaksin (Pradita Utama/detikcom)
Surabaya -

Pakar epidemiologi Universitas Airlangga Dr dr M Atoillah Isfandiari mengomentari angka efikasi vaksin Corona Sinovac sebesar 65,3 persen. Menurutnya, efikasi vaksin Corona Sinovac yang hanya sebesar 65 persen itu apa adanya.

"Kalau nggak jujur, bisa saja akan dilaporkan nilai yang lebih tinggi, akan lebih tinggi. Tapi dengan angka segitu, itu artinya bahwa aplikasi itu diperoleh secara bertanggung jawab. Umumnya orang itu, demi memuluskan agendanya, akan memanipulasi data dengan angka yang lebih tinggi. Tapi, dengan melaporkan nilai efikasi apa adanya, sebagaimana hasil yang diperoleh dari uji klinis, vaksin ini cukup dapat dipertanggungjawabkan," kata Atoillah di Surabaya, Kamis (14/1/2021).

Meski nilai efikasi yang didapat jauh lebih rendah dibanding vaksin lainnya, vaksin Corona Sinovac memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya vaksin Sinovac menggunakan platform lama yang sudah sangat dikenal produsen vaksin, yaitu inactivated virus atau virus yang dimatikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Efek samping dari vaksin tersebut tercatat kurang dari 1 persen. Artinya, memiliki safety sangat tinggi. "Beda dengan yang lain walaupun efikasinya 90 persen tetapi menggunakan teknologi baru, yaitu mRNA. Teknologi baru di sisi lain dalam jangka pendek mungkin bisa diamati dampaknya pada saat uji klinis. Jangka panjang mereka belum tahu karena ini adalah platform baru," ujarnya.

Atoillah menyebut vaksin Corona Sinovac relatif mudah disimpan. Logistik vaksin Sinovac tidak membutuhkan cold chain canggih seperti vaksin Pfizer, yang membutuhkan tempat penyimpanan minus 70⁰. Atoillah menyebut vaksin Corona Sinovac dapat disimpan di dalam kulkas biasa.

ADVERTISEMENT

Baginya, vaksin berbeda dengan obat. Obat untuk mengobati orang sakit, sementara vaksin untuk mencegah yang sehat agar tidak sakit.

Atoillah menyarankan vaksin Corona Sinovac digunakan oleh orang yang belum mempunyai kekebalan. Artinya, vaksinasi diberikan pada orang sehat, bukan orang sakit.

"Sehingga vaksin itu harus diberikan kepada orang yang masih sehat. Kalau sudah sakit, bukan menjadi target dari vaksin karena yang bersangkutan sementara sudah punya antibodi alami yang mungkin memang akan terdegradasi seiring waktu," ujarnya.

"Yang harus diberikan dulu ya tentunya yang bisa menolong dulu, dalam hal ini adalah tenaga medis. Karena analoginya, tenaga medis aman dari infeksi, maka selanjutnya bisa lebih optimal dalam menolong orang lain, termasuk juga menolong untuk mendapatkan kekebalan," pungkasnya.

(isa/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads