KPK kembali memeriksa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo. Penyidik KPK mendalami alasan Edhy melakukan penunjukan tim uji tuntas (due diligence) dalam kasus suap ekspor benih lobster atau benur.
"Tersangka EP (Edhy Prabowo) diperiksa sebagai tersangka, didalami pengetahuannya mengenai alasan dan dasar pembentukan serta penunjukan tim uji tuntas (due diligence) perizinan usaha perikanan budi daya lobster," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri kepada wartawan, Kamis (14/1/2021).
Ali menyebut tim uji tuntas yang ditunjuk Edhy diduga ternyata menjadi perantara suap. Tim uji tuntas itu menampung sejumlah uang dari para eksportir benur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diduga sebagai perantara dalam penerimaan sejumlah fee dari para eksportir benur," ujar Ali.
Selain Edhy, KPK memanggil seorang saksi bernama Edwar Heppy. Namun yang bersangkutan tak menghadiri panggilan KPK.
"Yang bersangkutan mengkonfirmasi untuk dilakukan penjadwalan ulang," katanya.
Simak video 'Menteri Kena OTT KPK, Tugas Pemerintah Dinilai Bakal Makin Berat':
Selanjutnya, daftar nama-nama di kasus ini:
Dalam perkara ini, KPK telah menetapkan eks Menteri KKP Edhy Prabowo sebagai tersangka. Dia ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap ekspor benih lobster. Selain Edhy, ada enam orang lain yang ditetapkan sebagai tersangka.
Berikut ini daftarnya:
Sebagai penerima:
1. Edhy Prabowo (EP), Menteri KKP (kini nonaktif);
2. Safri (SAF), Stafsus Menteri KKP;
3. Andreau Pribadi Misanta (APM), Stafsus Menteri KKP;
4. Siswadi (SWD), Pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK);
5. Ainul Faqih (AF), Staf istri Menteri KKP; dan
6. Amiril Mukminin (AM)
Sebagai pemberi:
7. Suharjito (SJT), Direktur PT DPP
Secara singkat, PT DPP merupakan calon eksportir benur yang diduga memberikan uang kepada Edhy Prabowo melalui sejumlah pihak, termasuk dua stafsusnya. Dalam urusan ekspor benur ini, Edhy diduga mengatur agar semua eksportir melewati PT ACK sebagai forwarder dengan biaya angkut Rp 1.800 per ekor.
KPK menduga suap untuk Edhy Prabowo ditampung dalam rekening anak buahnya. Salah satu penggunaan uang suap yang diungkap KPK adalah ketika Edhy Prabowo berbelanja barang mewah di Amerika Serikat (AS), seperti jam tangan Rolex, tas LV, dan baju Old Navy.