Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengisahkan luka mendalam bagi pihak keluarga yang ditinggalkan. Tak disangka, penantian keluarga kini pupus karena pesawat yang tidak sampai tujuan.
Sriwijaya Air SJ182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB. Pesawat itu hilang kontak usai 4 menit mengudara.
Usai ada keterangan resmi pemerintah, para keluarga berdatangan ke Crisis Center, baik di Bandara Soekarno Hatta hingga RS Polri Kramat Jati. Berbagai curahan hati keluarga pun pecah saat mendatangi Crisis Center untuk mengetahui keterangan keluarganya yang menjadi penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya, Irfansyah Rianto yang kehilangan lima anggota keluarganya akibat pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh.
Dalam sehari Irfansyah kehilangan ayah, ibu, adik dan dua keponakannya, yang barus saja pergi berlibur bersamanya di Bandung, Jawa Barat. Ia mengaku sempat tak percaya keluarganya menjadi korban peristiwa nahas ini.
"Ini sangat cepat, tak pernah berpikir sama sekali dan saya sempat nggak percaya 'ah nggak mungkin'. Ini salah, ini error saya bilang, nggak, nggak benar. Tapi ternyata qodarullah," kata Irfansyah di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).
Bahkan, momen terakhir antara Irfansyah dan keluarganya sempat viral di media sosial. Momen ini diunggah melalui akun Instagram adik Irfansyah, Ratih Windania, yang turut menjadi korban Sriwijaya Air SJ182.
Irfansyah pun meneteskan air mata saat bercerita kondisi keluarganya. Rekan yang mendampingi pun turut menenangkan Irfansyah.
"Keluarga saya, bapak (Toni Ismail), ibu (Rahmawati), adik saya. Saya dua bersaudara, saya nggak punya siapa siapa lagi. Bapak, ibu, adik. Adik saya itu lagi hamil lima bulan, suaminya nunggu di pontianak semua di pesawat itu dan sampai sekarang kita nggak tahu kabar beritanya," cerita Irfansyah.
Simak berita selengkapnya
Rumah duka Oke di Kampung Manglayang, RT 03/01, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, masih ramai didatangi kerabat yang mengucapkan belasungkawa.
Adik sepupu Oke Destri Nurhayati menuturkan ia dan keluarga mendapatkan kabar jika kakak sepupunya itu jadi korban jatuhnya Sriwijaya Air dari berita. Ditambah ada kerabatnya yang lain menghubungi dan mengabarkannya jika Oke ada di pesawat tersebut.
"Jam setengah 3 sore saya dapat kabar dari berita, ada pesawat jatuh. Awalnya saya kira bukan kakak saya, karena dia kan di NAM Air bukan Sriwijaya Air. Cuma banyak yang menghubungi saya katanya ada atas nama Oke Dhurrotul Jannah," ujar Destri kepada detikcom, Minggu (10/1/2021).
Begitu juga, Mia Tresetyani Wadu, warga Bali yang merupakan pramugari Sriwijaya Air SJ182 jatuh di Kepulauan Seribu. Kakak Kadung Mia, Ardi Samuel Cornelis Wadu mengungkapkan bahwa adiknya sudah selama 3 tahun menjadi pramugari.
"Jadi pramugari dia 3 tahun," kata Ardi kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, Denpasar, Bali, Minggu (10/1/2021).
Ardi memaparkan sempat mengingatkan adiknya untuk tidak memperpanjang kontrak sebagai pramugari. Ia meminta adiknya untuk mencari kerja di Denpasar.
"Kemarin Desember kemarin baru perpanjang kontrak 1 tahun. Padahal saya sudah kasih tau nggak usah diperpanjang cari kerja aja disini, dia bilang 'nggak apa-apa masih pingin jadi pramugari'," ujar Ardi.
Capt Didik Gunardi (48) ikut jadi korban Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu kemarin. Keluarga tak menyangka pilot Nam Air ini turut menumpangi pesawat Sriwijaya Air SJ182 itu.
"Kita dapat kabar dari adik (ipar), kemarin pada pukul 17.00 WIB. Namun, saya tidak percaya, karena adik saya kan pilot Nam Air, bukan Sriwijaya," kata kakak Didik, Inda Gunawan saat ditemui detikcom di rumahnya, Desa Srinahan, Kesesi, Pekalongan, Minggu (10/1/2021).
Inda menyebut seusai magrib dia mendapat kabar dari iparnya, Ari Kartini, jika adiknya itu benar-benar menumpangi pesawat Sriwijaya SJ182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu. Adiknya itu, menurut iparnya Ari, menumpang pesawat tersebut untuk mengambil pesawat di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Istrinya mengabari menangis-menangis bahwa adik saya memang menumpang Sriwijaya tujuan Pontianak guna mengambil pesawat Nam Air di Pontianak," jelasnya.