Penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak masih dalam penyelidikan. Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Johnny G Plate memastikan tidak ada gangguan pada frekuensi penerbangan.
"Sehubungan dengan kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 di kawasan Kepulauan Seribu DKI Jakarta, dilaporkan bahwa Ditjen SDPPI Kominfo RI melakukan upaya tindakan sebagai berikut. Satu, hasil monitor pada spektrum frekuensi marabahaya saat ini clear tidak ada gangguan yang merugikan (no harmful interference)," kata Johnny G Plate dalam keterangannya, Minggu (10/1/2021).
Menkominfo menyebut Ditjen SDPPI melalui UPT telah membentuk posko bersama antara UPT dengan pihak Airnav selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan melakukan prioritas monitoring pada spektrum frekuensi band penerbangan. Selama posko berdiri, Johnny menyebut tak ada gangguan pada band penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan selama posko bersama tidak teridentifikasi gangguan pada band penerbangan, spektrum frekuensi penerbangan dari tanggal 1 Januari 2021 sampai dengan pada pukul 18.09 WIB masih clear dan tidak ada gangguan yang merugikan (no harmful interference)," sebut dia.
Sampai saat ini, kata Johnny, pihak terkait masih memonitor spektrum frekuensi penerbangan. Hasilnya, kata Johnny, tak ada gangguan sampai saat ini.
"Sampai dengan saat ini UPT DKI Jakarta, Banten dan Pontianak masih memonitor spektrum frekuensi penerbangan dengan hasil monitor tidak ada gangguan frekuensi penerbangan (no harmful interference)," sebut Johnny.
Sriwijaya Air SJ182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu kemarin. Pesawat tersebut hilang kontak setelah empat menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara itu Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena mengatakan pesawat Sriwijaya SJ-182 layak terbang. "Kondisi pesawat dalam kondisi sehat," kata dia.
Ia mengatakan sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ182 terbang, dinyatakan tidak mengalami kerusakan. Sebelum jatuh, pesawat Sriwijaya Air SJ182 terkait sudah terbang ke Pontianak dan Pangkalpinang.
Sementara itu, Basarnas menyebut ELT atau emergency locator transmitter pesawat nahas itu tidak memancarkan sinyal.
"Kami cek di ELT yang ada di pesawat Sriwijaya 182 (SJ182) itu seluruh pesawat itu sudah teregistrasi di Basarnas ELT-nya. Namun kejadian ini tidak memancarkan. Ini yang nanti perlu kita cross-check, kenapa kok tidak memancarkan. Biasanya akan memancarkan," kata Deputi Operasi dan Kesiapsagaan Basarnas Bambang Suryo Aji, dalam konferensi pers daring, Sabtu (9/1).