Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengungkap dampak besar yang sempat ditimbulkan akibat kerumunan di Gowa, Sulawesi Selatan, pada Maret 2020. Doni mengatakan hampir semua provinsi terpapar COVID-19 dari klaster Gowa.
Doni mulanya mengajak semua pihak, terutama tokoh agama, tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan massa. Dia meminta semua kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan dibatasi sementara waktu.
"Saya mengajak kepada semua pihak, terutama para tokoh yang masih melakukan berbagai aktivitas dengan mengumpulkan massa, terutama tokoh-tokoh agama, tolong mohon dengan segala rasa hormat, untuk sementara waktu kegiatan-kegiatan seperti ini dibatasi dulu," kata Doni dalam jumpa pers Update Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Berbagai Daerah Jawa dan Bali di saluran YouTube BNPB, Kamis (7/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doni lantas menyinggung kegiatan keagamaan yang digelar di Gowa, Sulawesi Selatan, pada Maret 2020. Dia mengungkapkan, kala itu, kegiatan tersebut menimbulkan dampak penambahan kasus COVID-19 yang luar biasa di Indonesia.
"Kita tidak ingin dampak hal yang besar peristiwa yang terjadi pada bulan Maret yang lalu di Gowa. Ketika ada kegiatan keagamaan, dampaknya luar biasa. Akibat kegiatan tersebut, hampir semua provinsi menjadi terdampak karena mereka mengikuti kegiatan dari Gowa Sulawesi Selatan," ungkapnya.
Doni enggan kasus seperti klaster Gowa kembali terjadi. Karena itu, dia meminta semua pihak menahan diri.
"Dan kita harus menghindari itu harus mencegah jangan lagi ada kegiatan yang dapat mengumpulkan kegiatan. Termasuk juga kegiatan-kegiatan yang lain seperti halnya pernikahan. Sementara ditahan dulu, sabar dulu. Kalau toh mengundang orang, silakan diundang sesuai dengan kapasitas yang ada. Acara-acara pertemuan juga tolong supaya dibatasi, jangan berlebihan," tutur Doni.
Kepala BNPB itu berharap, dengan tidak adanya gelaran yang mengumpulkan massa, Indonesia bisa terhindar dari ancaman COVID-19 yang lebih parah. Sebab, saat ini fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia mengalami keterbatasan.
"Sehingga semuanya bisa terhindar dari ancaman COVID lagi. Kita selamatkan fasilitas kesehatan kita, jangan sampai kita sudah telanjur, lantas dokter kita juga SDM-nya terbatas jumlahnya, sehingga dampaknya risiko angka kematian dokter yang gugur semakin bertambah," kata dia.
"Sekali lagi mari kita bekerja sama sama-sama bekerja meningkatkan disiplin, mengajak semua pihak, mengajak diri sendiri, mengajak orang sekitar kita, keluarga kita dan siapa saja yang kita temui untuk patuh kepada protokol kesehatan," imbuh Doni.
(mae/gbr)