Muhammadiyah soal Tentara Allah: Pembinaan Agama Tak Sampai Kalangan Bawah

Muhammadiyah soal Tentara Allah: Pembinaan Agama Tak Sampai Kalangan Bawah

Matius Alfons - detikNews
Kamis, 07 Jan 2021 08:26 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. H Dadang Kahmad
Dadang Kahmad (Foto: dok. Muhammadiyah)
Jakarta -

PP Muhammadiyah menyayangkan adanya masyarakat yang mengikuti deklarasi jemaah Junudullah atau tentara Allah di Desa Mekarmukti, Kabupaten Bandung Barat. Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menilai ada beberapa faktor yang mendasari masyarakat mudah mengikuti deklarasi aliran semacam itu.

"Iya sangat prihatin masih adanya aliran tersebut, penyebabnya (masyarakat mudah ikut aliran) banyak faktor," kata Dadang saat dihubungi, Rabu (6/1/2021).

Dadang mengungkap salah satu faktor yang menjadi alasan yaitu faktor kesejahteraan dan pemahaman agama. Dia menilai masyarakat yang kurang pemahaman tentang ajaran agama yang moderat hingga kondisi kehidupan frustasi akan mudah mengikuti aliran tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kehidupan yang sulit, frustrasi dengan keadaan dan faktor kekurangtahuan terhadap ajaran agama yang moderat, bisa kurang pendidikan, kurang sejahtera," ucapnya.

Selain itu, hilangnya kepercayaan pada aparat keamanan dalam memberantas kriminalitas bisa juga jadi penyebab. Menurutnya tidak sampainya dakwah mainstrea ke masyarakat juga bisa jadi faktor.

ADVERTISEMENT

"Tidak percaya kepada aparat untuk memberantas kejahatan dan tadi dakwah mainstream tidak sampai kepada mereka," ujarnya.

Karena itu, Dadang menyebut faktor-faktor tersebut merupakan tantangan bagi MUI, dai, ormas Islam, hingga pemerintah. Dia meminta agar ada upaya pembinaan masyarakat yang lebih serius dalam hal moderasi.

"Merupakan tantangan bagi dai dan ormas Islam termasuk MUI untuk membina masyarakat Islam lebih serius dalam hal moderasi, sehingga ke depan tidak ada lagi gerakan kekerasan," ungkap Dadang.

Tak hanya itu, Dadang juga menilai selama ini ajaran Islam yang moderat juga hanya menyentuh kalangan-kalangan terbatas. Sehingga kalangan bawah akan cenderung mudah dimasuki oleh aliran-aliran keagamaan seperti tentara Allah.

"Terus terang, pembinaan keagamaan oleh aliran mainstream dan petugas penyuluh agama tidak sampai di kalangan bawah karena mereka bermain hanya di lingkungan terbatas, lembaga keagamaan, sehingga kekosongan itu dimasuki oleh aliran keagamaan semacam itu," imbuhnya.

Seperti diketahui, Pemimpin deklarasi jemaah Jundullah atau Tentara Allah yang videonya viral di media sosial hingga dicari polisi yakni Erwan Sa'ad ternyata memiliki beberapa video lainnya di saluran YouTube miliknya. Sekadar diketahui, Erwan memimpin deklarasi Tentara Allah di Desa Mekarmukti, Kabupaten Bandung Barat.

Pada saluran YouTube dengan nama Erwan Bapak itu ada 50 video yang hampir semuanya membahas soal hijrah dan jihad. Ada pula beberapa video yang membahas soal masalah kenegaraan dan politik

Di salah satu video yang diunggah enam bulan lalu, menunjukkan Erwan Sa'ad dan jemaahnya tengah berjejer sambil menyuarakan ajakan jihad. Mirisnya, beberapa anak kecil dalam video itu tak mengenakan masker dan memegang senjata tajam jenis golok.

"Siap kita membela nama Allah? Siap. Siap kita berjuang di jalan Allah? Siap. Siap kita membela negara kita? Siap," kata Erwan Sa'ad dalam videonya yang berjudul 'Siap Berjihad di Jalan Alloh Melawan Berbagai Macam Kejahatan' sebagaimana dilihat detikcom, Rabu (6/1/2021).

Halaman 2 dari 2
(maa/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads