Densus 88 Antiteror menangkap dua terduga teroris anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polisi membeberkan keterlibatan keduanya dalam aksi teror.
"Kedua tersangka bersama dengan jaringannya yang terpusat di Villa Mutiara merupakan jaringan JAD bersama dengan ratusan jamaah lainnya menyatakan baiat kepada kilafah atau ISIS pada tahun 2015 di Ponpes Aridho Pimpinan Ustaz Basri," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramdhan dalam keterangannya, Rabu (6/2/2020).
Ramdhan mengatakan Basri meninggal dunia di Nusakambangan dalam kasus teror. Selain itu, MRS dan SA terlibat kajian pendukung daulah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adakan kajian khusus pendukung daulah di Villa Mutiara dan Yayasan Aridho," ujarnya.
"Terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Zolo, Filipina," ujarnya.
Mulai Oktober 2020, Ramadhan menuturkan, keduanya secara rutin melakukan latihan menembak dan naik gunung atau idad.
2 Terduga teroris itu tewas ditembak karena melawan saat ditangkap, simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>
Sebelumnya, dua terduga teroris tewas ditembak Densus 88 di Makassar, Sulsel. Keduanya disebut terlibat pengeboman gereja di Jolo, Filipina, pada 2019.
"Yang mempunyai keterlibatan dan aksi pengeboman gereja di Jolo, Filipina, ini," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Witnu Urip Laksana saat dikonfirmasi, Rabu (6/1/2021).
"Sementara masih dalam pengembangan Kemudian masih dilakukan langkah-langkah olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi," imbuh dia.
Witnu menyebutkan dua terduga teroris meninggal dunia karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap.
Diketahui, pada 27 Januari 2019, bom meledak di sebuah gereja di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina. Sebanyak 22 orang tewas dalam aksi ini dan ratusan orang cedera. Pengeboman ini sempat mendapat reaksi dari dunia internasional.