Menteri Sosial Tri Rismaharini akhir-akhir ini gencar blusukan di wilayah DKI Jakarta. Pengamat politik dari UIN, Adi Prayitno, mengatakan Risma akan selalu dikaitkan dengan pilkada DKI Jakarta bila hanya blusukan di Jakarta.
"Risma akan selalu dikaitkan dengan Pilkada Jakarta kalau blusukannya hanya kenceng di Thamrin dan sekitarnya," ujar Adi kepada detikcom, Selasa (6/1/2021).
Adi mengatakan, Indonesia bukan hanya DKI Jakarta. Karena itu, menurut dia, hanya blusukan ke seluruh daerah terpencil yang akan mematahkan tudingan bahwa aksi Risma tersebut bermuatan politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecuali blusukan Risma juga dilakukan di daerah terpencil tanpa hingar bingar media publik otomatis berhenti kaitkan Risma dengan Pilkada Ibu Kota. Indonesia bukan hanya Jakarta blusukan juga di daerah lain. Itu sangat bagus," terang Adi.
Sementara, Pengamat Politik Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, menilai aksi blusukan merupakan hal yang wajar. Qodari beralasan Risma juga kerap blusukan saat masih menjadi Walikota Surabaya.
"Setahu saya kalau Risma memang dari kepala dinas dan walikota di Surabaya memang kerjanya blusukan ke mana-mana, jadi menurut saya itu bukan sesuatu yang baru," ujar Qodari.
Qodari menambahkan Risma bisa dituding mengincar Pilkada DKI bila apa yang ia jarang lakukan saat masih menjadi pejabat daerah, namun dilakukan secara masif saat menjadi menteri.
"Bisa dikatakan mengincar (pilkada DKI) kalau itu sesuatu yang baru dia kerjakan ketika dia jadi Mensos tapi tidak dia kerjakan ketika dia menjadi kepala dinas atau kepala daerah," terang Qodari.
![]() |
Risma, menurut Qodari, sudah sewajarnya blusukan. Sebagai mensos, tambah Qodari, perlu mencari tahu situasi dan kondisi di lapangan.
"(Risma) harus diapresiasi. Silakan semua pejabat publik melakukan sebuah blusukan untuk melakukan metode mengetahui permasalahan," ucap Qodari.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya
Selain itu, banyak pula yang menuding Risma melakukan pencitraan. Qodari menyebut blusukan adalah bagian erat yang tak bisa dipisahkan dari pejabat publik.
"Menurut saya pencitraan atau komunikasi itu merupakan bagian inheren dari kerja pejabat publik. Kerja pejabat publik itu harus benar pada esensinya dan dikomunikasikan dengan benar pula, berbeda dengan ibadah pribadi yang yang dinasihatkan agar tidak perlu diketahui oleh orang," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi blusukan Risma ke sejumlah titik di DKI Jakarta disoroti PKS. PKS menilai Mensos Risma kemungkinan mengincar Pilgub DKI mendatang.
"Kapital untuk 2022 Pilkada DKI," kata Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf saat dihubungi, Selasa (5/1/2021). Untuk diketahui, sampai saat ini jadwal pilkada selanjutnya masih dibahas di DPR.
Kembali ke Bukhori, anggota Komisi VIII DPR itu menilai blusukan Risma di DKI sebagai pencitraan semata. Ia mengimbau Risma berhenti melakukan pencitraan.
"Sebaiknya Mensos berhenti melakukan pencitraan," kata Bukhori.
Risma kembali blusukan di Jakarta pada Senin (4/1/2021). Dia menemui gelandangan dan pemulung di kawasan Sudirman-Thamrin dan Pasar Baru Jakarta Pusat.
Risma menyusuri jalur pedestrian Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Ia pun bertemu dengan 3 gelandangan. Risma mengajaknya untuk tinggal di tempat penampungan.
Di akhir Desember 2020 usai dilantik, Mensos Risma juga sempat blusukan. Saat itu ia mengunjungi bantaran Kali Ciliwung.