Jazilul Fawaid: Jadikan 2021 Tahun Kebangkitan RI Lepas Dari Pandemi

Jazilul Fawaid: Jadikan 2021 Tahun Kebangkitan RI Lepas Dari Pandemi

Faidah Umu Sofuroh - detikNews
Jumat, 01 Jan 2021 23:22 WIB
Jazilul Fawaid
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengakui 2020 merupakan tahun yang tidak menguntungkan umat manusia. Di tahun ini wabah pandemi COVID-19 telah meluluhlantakan berbagai sendi kehidupan manusia, tidak hanya pada sektor kesehatan tapi juga mengena pada sektor ekonomi, pendidikan, wisata serta sektor lainnya. Menurutnya, pandemi menyebabkan ribuan orang meninggal dunia, proses pendidikan berhenti, roda ekonomi menjadi seret, dan sektor pariwisata menjadi mati suri.

"Pandemi ini membuat banyak kerugian, baik yang dialami oleh pemerintah maupun swasta. Semua negara kena dampak dari pandemi," ujar pria yang akrab disapa Gus Jazil tersebut dalam keterangannya, Jumat (1/1/2021).

Di awal 2021 ini, ia mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bangkit. Selain bangkit Karena di awal tahun, lanjutnya, juga karena vaksin telah ditemukan. Dengan adanya vaksin dan vaksinasi, dirinya optimis bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia akan bangkit kembali dari keterpurukan di sektor ekonomi, wisata, kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mari kita jadikan tahun 2021 sebagai tahun kebangkitan nasional lepas dari pandemi," ucapnya.

Dirinya yakin selain prokes 3 M, vaksin merupakan sarana yang efektif untuk menangkal COVID-19. Saat ini, ada lebih dari 5 jenis vaksin dari produsen yang berbeda. Produksi dalam negeri kelak juga ada. Vaksin-vaksin itu sudah didistribusikan ke banyak negara seperti Amerika, Inggris, dan beberapa negara Eropa sudah melakukan vaksinasi dengan prioritas tenaga kesehatan.

ADVERTISEMENT

"Di Singapura juga sudah melakukan vaksinasi. Vaksinasi itu kelak akan diberikan secara merata di seluruh Indonesia. Lebih gembira lagi dikatakan oleh presiden bahwa biaya vaksin gratis," katanya.

Dengan cara seperti itulah ia yakin di 2021, bangsa Indonesia akan bisa bangkit, normal kembali seperti sedia kala serta menjadi kekuatan perekonomian di Asia bahkan dunia. Sekian itu, ia juga berharap pada 2021sektor pendidikan juga kembali dilakukan secara tatap muka. Namun harus tetap mempertimbangkan faktor keamanan kesehatan.

Ia mengakui dan mendengar sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) kurang efektif meskipun memperkenalkan gaya hidup baru di tengah maraknya informasi teknologi. Sebaran jaringan internet yang tidak merata disinyalir menghambat proses PJJ.

"Tak hanya itu, masih banyak juga yang tidak memiliki komputer atau handphone sehingga praktis siswa tak bisa mengikuti PJJ," ungkapnya.

Ia menyebut Indonesia adalah negara yang indah. Bentangan dari Sabang sampai Merauke, dari Timor hingga Talaud memiliki tempat-tempat wisata yang menarik dan menawan. Di masa pandemi, tempat-tempat wisata itu banyak yang tutup kalau buka pun jumlah pengunjung dibatasi.

Hal demikian menurutnya membuat pelaku usaha di sektor itu mengalami kerugian, seperti tingkat hunian hotel sampai 0 persen, penjual sovenir yang tak laku karena tak ada wisatawan datang, demikian penjual jasa lainnya. Ia berharap di 2021 sektor wisata bisa bergerak seperti sedia kala sehingga roda perekonomian di sektor ini kembali berputar.

"Dengan demikian tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan, bisa kembali bekerja. Kita juga berharap wisatawan dari luar negeri juga berduyun-duyun ke Indonesia sehingga menjadikan devisa," harapnya.

Kendati ia ingin menjadikan tahun 2021 sebagai momen Indonesia bangkit dari pandemi, tapi ia tetap menekankan pentingnya bangsa ini terus memupuk, merawat, dan menjaga persatuan, Ini penting ditekankan sebab ke depan tantangan masalah kebangsaan juga semakin tidak ringan.

Masih banyak beredar berita hoax, mementingkan golongannya sendiri, serta ancaman separatisme dan radikalisme sebagai tantangan kebangsaan yang harus dihadapi dan diselesaikan. Tantangan-tantangan tersebut, menurutnya, bisa diatasi atau dicegah bila bangsa ini tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.

"Untuk mencapai kondisi tersebut implementasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian Keempat hal itu disosialisasikan oleh MPR dengan nama popular 4 Pilar MPR," tandasnya.

(ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads