Pemerintah Kota Bogor bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan tokoh lintas agama menggelar kegiatan Renungan dan Doa Bersama Akhir Tahun di Balai Kota Bogor. Acara ini dihadiri Wali Kota Bogor Bima Arya dan Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah.
Adapun perwakilan pimpinan daerah dari Forkopimda juga hadir, di antaranya Danrem 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi, Dandim 0606/Kota Bogor Kolonel Inf Robby Bulan, Dandenpom III/1 Siliwangi Bogor, Letkol CPM Sutrisno, dan Wakapolresta Bogor Kota AKBP Arsal Sahban. Sementara perwakilan tokoh lintas agama yakni KH Mustofa Abdullah Bin Nuh (Islam), Romo Michael Endro (Katolik), Pdt. Torang Panjaitan (Kristen), Made Sutem (Hindu), Candra Kusuma (Budha) dan Tjoa Ang Tries (Konghucu).
Dalam kesempatan itu, para tokoh secara bergantian menyampaikan pandangan dan renungan sebagai evaluasi di tahun 2020, sebagai bahan untuk menghadapi harapan di 2021. Adapun Bima Arya memandang 2020 sebagai tahun penuh ujian keimanan bagi semua orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu penting bagi kita semua untuk bermuhasabah mengevaluasi bersama-sama secara keimanan bersama tokoh lintas agama. Tujuannya agar melangkah menuju 2021 kita memiliki bekal keimanan yang lebih kuat dan kebersamaan yang lebih kuat," kata Bima dalam keterangan tertulis, Kamis (31/12/2020).
"Ini adalah simbol kebersamaan kita, simbol bagi keinginan kita untuk terus menguatkan keimanan dan kebersamaan kita," lanjutnya.
Melihat pertarungan melawan COVID-19 yang masih panjang, Bima berharap pemerintah dan para tokoh agama dapat membangun komunikasi kepada warga. Tujuannya supaya warga dapat memahami langkah yang harus dilakukan terkait pandemi COVID-19.
"2020 berat sekali tetapi Alhamdulillah banyak indikasi yang menunjukkan bahwa kita sudah rebound secara ekonomi. Tetapi secara kesehatan masih harus kerja keras. Mudah-mudahan vaksin lancar dan protokol kesehatan semakin dikuatkan. Kami juga mengimbau agar warga melewati malam pergantian tahun ini dengan tawadhu, tidak ada perayaan-perayaan. Ini masanya prihatin, masanya menguatkan keimanan dan mendekatkan kepada keluarga," pungkas Bima.
Danrem 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang hadir dalam doa bersama menyampaikan, pergantian tahun adalah momen menguatkan kebersamaan untuk mencegah terjadinya perpecahan bangsa. Pasalnya, Indonesia sangat beragam baik itu agama maupun budayanya.
"Harus ingat, NKRI sudah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Kalau kita merasa NKRI, mari kita dukung bersama-sama. Seluruh agama, seluruh suku bangsa di Indonesia sudah setuju dan sependapat, mari kita laksanakan. Kita sama-sama harus menjaga dan menghormati itu," ujar Achmad.
Achmad mengingatkan masyarakat untuk bijak menyikapi paham yang berpotensi membuat perpecahan dengan mengutamakan NKRI.
"Tidak ada negara lain di atas NKRI. Tidak ada apapun itu, tidak ada khilafah, komunis, RMS, OPM, tapi hanya ada satu NKRI. Tugas kami memastikan itu bisa tetap terjaga sampai kapanpun," tegasnya.
Di momen Tahun Baru, Achmad menyampaikan harapan untuk Indonesia yang damai dan harmonis.
"Kalau kita sudah kompak, semua masalah akan selesai, semua kesulitan akan selesai, apalagi ditambah dengan doa bersama, doa yang tulus dan ini adalah momen yang tepat menjelang tahun yang baru. Mari kita sama-sama memanjatkan doa supaya kita selalu diberikan kesehatan dan keselamatan, negara Indonesia diberikan kedamaian dan keharmonisan," tambah dia.
Sementara itu, KH Mustofa Abdullah Bin Nuh turut memaknai pergantian tahun sebagai momentum evaluasi diri atau muhasabah.
"Maka menghadapi pergantian tahun ini, kita sesungguhnya umat yang beragama dan beriman tidak merayakannya dengan pesta pora tapi justru memperingatinya bahwa kita sedang mengalami kehabisan waktu. Tahun demi tahun berlalu, artinya umur kita semakin berkurang," tutur Kyai Toto, sapaan akrab Mustofa.
"Kita berharap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar tahun 2020 kemarin segala kekurangan kita ditambal dan jadikanlah berbagai musibah yang terjadi di 2020 memberi hikmah tersendiri bagi kita dan menjadi ladang pahala bagi kita semua. Apakah itu konflik, apakah itu ormas-ormas yang menciptakan kerusuhan, apakah itu krisis ekonomi dan lain sebagainya, kalau kita hadapi dengan penuh keimanan, itu akan menjadi ladang pahala," lanjutnya.
Pada doa bersama ini, Romo Michael Endro menuturkan pandangannya akan pandemi COVID-19 yang sedang dihadapi seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.
"Saya ingin mengajak, bahwa Pandemi COVID-19 ini jangan diletakan pada beban pemerintah pusat dan pemerintah daerah saja. Tetapi mari ini harus menjadi panggilan kita bersama. Saya bersyukur, ketika terjadi Covid, kita tidak lagi melihat kelompok, kita tidak melihat agama. Kita semua bekerjasama, bahu membahu membantu. Kita terpanggil bersama untuk meningkatkan amal baik kita terhadap sesama," jelas Romo Endro.
"Memasuki tahun baru 2021 ini, saya mengajak bagaimana kita tidak merayakan dengan pesta pora. Lebih baik kita kumpul bersama keluarga, mari kita merenung, menoleh ke belakang sebentar apa yang menjadi kekurangan kita, mari kita wujudkan kebaikan untuk di tahun yang akan datang. Harapan kita semoga di tahun 2021 di bawah ke pemimpinan bapak wali kota dan forkopimda mari kita berjabat tangan, kita berjalan bersama, kita ciptakan Bogor kota yang damai, kota yang indah, kota yang sejahtera," harapnya.
(akn/ega)