Kerja, kerja, kerja, meningkatkan produktivitas

Kolom Hikmah

Kerja, kerja, kerja, meningkatkan produktivitas

Aunur Rofiq - detikNews
Jumat, 01 Jan 2021 06:15 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfaraby/detikcom
Jakarta -

Yang akan kita bahas saat ini adalah bagaimana meningkatkan produktivitas seseorang, produktivitas yang meliputi aspek bersifat ekonomis/material maupun yang bersifat immateri/spirittual. Beberapa orang mempunyai persepsi bahwa iman dan akidah akan menghambat produktivitas atau menjadi faktor penghalang. Mereka beranggapan, jika iman telah merasuk dalam hati seseorang, maka dia merasa bahwa hidupnya telah ditentukan dan ruang geraknya menjadi terbatas. Dikatakan bahwa orang yang beriman itu tidak berpikir kerja demi kehidupan dunia. Persepsi seperti ini adalah produk kurang mengertinya tentang agama dan iman.

Sesungguhnya iman merupakan pendorong yang sangat besar untuk meningkatkan produktivitas. Produktivitas tidak akan ada tanpa adanya kerja. Bekerja dengan sempurna merupakan langkah efektif dalam optimalisasi produksi, yaitu kerja dengan landasan kejujuran dan keikhlasan. Adapun pendorong paling kuat dalam melahirkan kejujuran dan keikhlasan adalah iman. Jargon kerja, kerja dan kerja adalah bagaimana seorang individu dalam bekerja yang efektif sehingga tingkat produktivitasnya cukup tinggi.

Keimanan yang sebenarnya tidak cukup menjadi pembenaran pikiran dan kepercayaan dalam hati, namun harus diwujudkan dalam perbuatan riil yang disebut amal perbuatan. Rasulullah saw, bersabda, "Iman itu bukanlah merupakan harapan dan bukan pula perhiasan lahir, melainkan yang tertanam dalam hati dan dibuktikan dengan oleh perbuatan." ( Riwayat Ibnu Najar dan Dailami ).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang yang beriman, dirinya merasa selalu diawasi Yang Kuasa, sehingga amal perbuatan (kerja) akan menghasilkan output yang optimal. Dia merasa yakin bahwa kebahagiaan di hari akhir dan sukses dalam kehidupan dunia hanya bisa didapat dari amal perbuatan. Surga di hari akhir tidak diperuntukkan para pemalas, akan tetapi buat orang bekerja dengan rajin dan sempurna. Sebagaimana firman Allah swt, "Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan. " ( Az-Zukhruf : 72 ).

"Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (As-Sajdah : 17).

ADVERTISEMENT

Tingkat produktivitas yang tinggi jika seseorang telah menciptakan suatu nilai tambah yang tinggi. Sebuah besi baja bagian dari industri otomotif, dijadikan satu mobil penumpang biasa dan dibuat kendaraan super car, tentu nilai tambah yang diperoleh sangat berbeda. Bidang agribisnis juga mengalami hal yang sama, jika seseorang petani hanya menjual buah apel hasil panen dan seorang lagi memproses menjadi cuka apel ekstrak (fermentasi dan ekstraksi ), maka terjadi distorsi nilai jual yang sangat tinggi.

Untuk itu diperlukan langkah-langkah inovasi agar produk yang kita hasilkan bernilai komersil tinggi. Dalam masa Revolusi Industri ke 4 ini yang meliputi perubahan mendasar pada bidang-bidang: robotika, kecerdasan buatan, nano teknologi, komputasi kuantum, bioteknologi, internet of thing, percetakan 3D, industri kendaraan otonomi (fully autonomous vehicle). Kondisi ini membuat setiap individu dalam bekerja harus efektif, kreatif dan menghasilkan hal baru yang berguna di masyarakat.

Steve Jobs mengajarkan untuk melakukan sesuatu yang kita cintai. Memiliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi. Ini salah satu dari nasihatnya, namun bagaimana kita bisa menjadi orang kreatif yang menghasilkan inovasi?.

Iman seseorang akan menuntun dia bekerja dengan efektif karena adanya landasan kejujuran dan keikhlasan. Bagi seorang mukmin ada pegangan hadis dan firman Allah swt, seperti ini 1. "Ihsan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan kalau engkau tidak bisa seolah-olah melihat-Nya maka hendaklah engkau sadari bahwa Dia melihatmu." ( Riwayat Bukhari dan Muslim ).

2. "Dan katakanlah: "Bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu, dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan." (At-Taubah : 105 ).

Makin jelas bahwa seorang hamba yang mekakukan sesuatu (kerja) dalam pengawasan, sehingga jika menghadapi jalan buntu dalam berinovasi, mohonlah pada Yang Kuasa untuk dibukakan pintunya. Menjadi berbeda output atas kerja dari orang beriman dan orang yang asal kerja tanpa landasan iman. Oleh karena itu masih terjadi ketidakjujuran, ketidakikhlasan dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah maupun sebagai pembantu Presiden. Hal ini terbukti dengan 300-an lebih kepala daerah yang berurusan dengan penegak hukum, tak kecuali baru-baru ini pembantu Presiden ikut berurusan.

Semoga dalam pemilihan kepala daerah ke depan dan Presiden dalam memilih pembantunya, unsur keimanan menjadi faktor utama agar diperoleh SDM yang berkualitas. Ini akan menjadikan negeri menuju makmur dan berkemajuan.

(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads