Abdul Rahmat merupakan salah satu mitra UMKM binaan Pertamina. Pria yang menggeluti usaha di bidang kuliner pisang goreng kipas ini mampu meraup untung sekitar Rp 5 juta per hari meskipun di tengah pandemi COVID-19, begini kisahnya.
Abdul bersama istri sebelumnya hanyalah pemasok pisang kepok dari Bengkulu ke Pekanbaru. Ia mengecer ke pedagang gorengan. Namun, ia justru melihat para pelanggannya tampak semakin maju dan sukses, dari punya rumah, mobil hingga usahanya bertambah.
Melihat kenyataan itu, pria yang hanya lulusan SMA tersebut mulai memutar otaknya untuk berpikir bagaimana caranya ikut ketularan berhasil. Salah satunya dengan menerapkan ilmu hasil pembinaan dari Pertamina.
"Pertama saya belajar mengiris pisang dulu, agar bisa tipis dan berbentuk kipas. Selanjutnya belajar meracik bumbu tepung pisang kipas agar gurih, renyah dan nikmat seperti sekarang. Itu butuh uji coba berbulan-bulan. Hingga memunculkan rasa yang khas seperti tekstur yang dimiliki Pisang Kipas 50 Gold kini," ungkap Abdul dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020).
Produk Pisang Kipas 50 Gold yang disediakannya itu kini memiliki dua varian yakni matang dan setengah matang. Sementara untuk harga bertingkat tergantung ukuran mulai dari kecil di ecer Rp 2.000 per buah, hingga paling besar Rp 5.000 per buah.
"Setiap hari kami melayani pesanan kurang lebih 1.000 buah pisang kipas, kadang lebih," ungkap Abdul Rahmat.
Menurutnya, menjadi UMKM mitra binaan Pertamina, usaha yang berbasis di Jalan Sultan Syarif Qasim no 30b, Kota Pekanbaru Riau ini semakin ramai dan sukses.
"Kami sangat berterima kasih kepada Pertamina, karena banyak sekali membantu, hingga bisnis ini maju dan terkenal. Begitu juga permintaan datang dari luar kota, karena orang-orang di Pertamina, selalu memperkenalkan produk Pisang Kipas 50 Gold kepada para tamu," tuturnya.
Diketahui, ada salah satu sebab di balik ramainya pesanan pisang kipas miliknya, yakni kecepatan teknik dalam melayani pelanggan. Terutama semenjak Rahmat mengganti bahan bakar menggoreng pisang semula dari LPG melon 3 kg menjadi Bright Gas ukuran 5,5 kg atau 12 kg.
"Kalau pakai tabung 3 Kg, mana cukup manasin minyak goreng dalam kuali ukuran 28 liter. Maka pakai si 'Pinky' pas, cukup untuk menggoreng ribuan pisang satu hari," jelas Rahmat.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina mengapresiasi perjalanan usaha yang dijalani oleh Abdul Rahmat. Menurutnya, Pertamina akan terus mendukung UMKM serupa hingga dapat berkembang dan naik kelas.
"Dengan UMKM naik kelas, maka peluang pasar makin terbuka lebar. Sehingga dapat menyediakan banyak lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi," pungkas Fajriyah.
Diketahui di tengah kondisi pandemi COVID-19, pembinaan secara masif terus dilakukan PT Pertamina (Persero) kepada UMKM binaan melalui Program Kemitraan. Sejumlah program terus disusun untuk mendorong agar UMKM dapat naik kelas. Selain itu, perseroan juga menerapkan pembinaan berbasis roadmap dimulai dari kondisi tradisional, menjadi Go Modern, Go Digital, Go Online, hingga Go Global.
(prf/ega)