Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah membentuk tim gugus tugas pemuka agama dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Pembentukan tim gugus tugas pemuka agama ini untuk mengantisipasi penyebarluasan paham radikal intoleran yang berpotensi jadi paham terorisme.
"BNPT berkolaborasi bersama dengan tokoh pemuka agama agar penyebarluasan paham radikal intoleran yang berpotensi menjadi radikal terorisme ini bisa kita antisipasi lebih awal. Karena kita melihat adanya kelompok dalam masyarakat tertentu yang terkadang memanfaatkan berjuang atas nama agama," kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar saat agenda sarasehan BNPT di Jakarta Pusat, Rabu (30/12/2020).
Boy Rafli Amar menyebut BNPT memerlukan bantuan tokoh agama untuk menjelaskan kepada seluruh umat di Indonesia. Pihaknya menyebut akan menjalankan program untuk 2021 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu dalam rangka meluruskan itu, kita memerlukan bantuan tokoh agama untuk menjelaskan ke seluruh umatnya. Dalam hal itulah, tadi kita telah menyerahkan surat keputusan berkaitan dengan kepengurusan dan tentunya secara berkala kita akan evaluasi. Namun demikian program2 yang dilaksanakan adalah tentu yang dibahas adalah yang nanti dilaksanakan di tahun 2021," kata Boy.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Boy mengatakan penyebaran paham radikal intoleran yang mengarah ke radikal terorisme merupakan permasalahan global. Menurutnya melibatkan para tokoh agama untuk membangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat.
"Kita mengetahui penyebaran paham radikal intoleran yang mengarah ke radikal terorisme ini, merupakan permasalahan global yang bisa masuk dari berbagai pintu ke dalam masyarakat kita.Jadi kita harus mengupayakan, menyertakan tokoh-tokoh agama untuk membangun kewaspadaan kesiapsiagaan masyarakat," lanjutnya.
Acara sarasehan yang dilaksanakan pada Rabu (30/12/2020) ini merupakan kelanjutan dari pelantikan pengurus gugus tugas pemuka agama. BNPT membentuk program pencegahan penyebarluasan paham radikal intoleran yang berpotensi menjadi radikal terorisme.
Dalam penyusunan rencana kerja tahun 2021 mendatang, kegiatan ini juga dihadiri oleh 23 ormas dan 99 ketua umum dan pimpinan tertinggi dari organisasi masyarakat dari lintas agama.