Sesal Ketua Satgas atas Kasus Mesum Sesama Jenis di Wisma Atlet

Round-Up

Sesal Ketua Satgas atas Kasus Mesum Sesama Jenis di Wisma Atlet

Tim detikcom - detikNews
Senin, 28 Des 2020 20:31 WIB
Doni Monardo
Doni Monardo (Dok. BNPB)
Jakarta -

Tenaga kesehatan dan pasien COVID-19 di Wisma Atlet diduga melakukan perbuatan mesum sesama jenis. Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyesali adanya insiden tak senonoh itu, terlebih dilakukan di fasilitas penanganan pasien COVID-19.

Kasus ini awalnya diunggah pemilik akun Twitter @bottialter pada Jumat (25/12/2020) lalu. Dia mengunggah screen capture atau tangkapan layar berisi percakapan mesum sesama jenis dengan perawat diduga di Wisma Atlet.

Tak butuh waktu lama, cuitan tersebut pun viral. Banyak netizen yang mengecam dan ramai-ramai melaporkan dugaan kasus mesum sesama jenis ini ke akun media sosial Kemenkes, BNPB, hingga Polri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kodam Jaya selaku Kogasgabpad dan Satgas PDMPK COVID-19 pun bergerak dan langsung menangkap tenaga kesehatan dan pasien yang diduga berbuat mesum di Wisma Atlet. Keduanya akan diserahkan ke polisi.

Namun, pihak kepolisian belum memeriksa pasien yang diduga berbuat mesum dengan tenaga kesehatan di Wisma Atlet itu. Polisi baru akan memeriksa pasien tersebut setelah si pasien dinyatakan sembuh dari COVID-19.

ADVERTISEMENT

"Nanti akan diperiksa pasiennya menunggu kondisi kesehatan pasien sembuh dari COVID-19," kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto saat dihubungi detikcom, Senin (28/12/2020).

Saat ditanya soal status hukum pasien tersebut, Heru mengatakan arahnya akan jadi tersangka. "Arahnya ke tersangka, tetapi belum ditetapkan. Orang belum diperiksa," imbuh Heru.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus sempat mengatakan pasien kemungkinan bisa jadi tersangka lantaran sebagai penyebar konten tak senonoh. Sementara tenaga kesehatan yang terlibat sudah dinonaktifkan oleh pihak rumah sakit.

Sementara itu, Doni Monardo menyayangkan adanya insiden tak senonoh itu. Doni mengatakan kasus tersebut sudah ditangani tim gabungan di Wisma Atlet. Tim gabungan itu sendiri terdiri dari beberapa instansi, termasuk unsur kepolisian.

"Kita sangat menyesali ya, saya ulangi lagi, sangat menyesali ya perilaku seperti itu, perilaku yang tidak mencerminkan budaya bangsa kita," ujar Doni.

Menurut Doni, tenaga kesehatan yang terlibat sudah diserahkan ke polisi. Namun untuk pasien belum ditangani lantaran masih terpapar COVID-19.

"Sudah ditangani, tetapi karena satu di antara mereka itu masih ada yang positif, jadi belum bisa diserahkan seluruhnya ke polisi. Jadi masih ada di Wisma Atlet, tapi kalau satu, dua hari ini sudah negatif, semuanya akan diserahkan," tuturnya.

Berkaca dari kasus ini, pengawasan di Wisma Atlet bakal ditingkatkan. Doni menyatakan sistem pengawasan di Wisma Atlet akan dievaluasi imbas dari adanya temuan kasus tersebut.

"Tentunya dari kami Satgas dan juga manajemen Wisma Atlet akan meningkatkan sistem pengawasan terhadap aktivitas baik pasien maupun nakes yang dari berbagai daerah," ujar Doni.

"Akan kita evaluasi, akan kita tingkatkan lagi supaya tidak mengganggu kesiapan kawan-kawan yang lain. Kemudian monitoring lewat CCTV akan kita benahi kembali sehingga setiap gerak-gerik yang mencurigakan bisa diantisipasi," imbunya.

Selain itu, pihaknya akan rutin melakukan pembinaan rohani, baik bagi nakes maupun pasien, di Wisma Atlet.

"Termasuk juga pembinaan rohani, dari aspek keagamaan untuk mengingatkan kita semua agar mengikuti ketentuan yang telah digariskan oleh agama kita masing-masing," kata Doni.

Halaman 2 dari 2
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads