Usut punya usut, ternyata lagu dangdut tersebut bukanlah untuk hiburan pekerja di kandang, melainkan untuk mencegah ayam-ayam menjadi stres. Dijelaskan Edi, dengan adanya musik, ayam-ayam miliknya menjadi terbiasa dengan suara asing yang terdengar di kandang. Jika ayam tidak terbiasa mendengar suara-suara keras, mereka akan mudah stress begitu ada orang masuk kandang atau mendengar suara petir.
"Kalau nggak didengarkan musik itu mereka jadi kaget kalau ada orang, misalnya mas masuk ke kandang nih, mereka bisa berlarian nggak karuan sampai nabrak-nabrak kandang. Atau kalau ada suara petir mereka bisa stres," jelas Edi saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Jika sudah stres, ayam tidak mau makan hingga akhirnya lemas dan mati. Hal itu tentu akan mendatangkan kerugian bagi peternak seperti Edi.
"Kalau udah stres nabrak-nabrak kandang itu nggak mau makan. Paginya kita tinggal ngangkatin (bangkai ayam) deh," timpal Edi.
Beternak ayam, kata Edi, bisa dibilang tidak terlalu sulit. Namun perlu kehati-hatian, karena jika salah memberi jenis pakan bisa memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ayam.
"Bibitnya saja bisa beda-beda kualitasnya. Ada yang bibit unggul, itu cepat besarnya tapi kalau bibitnya kurang bagus ya agak lama pertumbuhannya," jelas Edi.
Edi merupakan salah satu peternak ayam sukses di Putussibau, Kalimantan Barat. Pria asli Semarang, Jawa Tengah ini memiliki 9 kandang yang setiap kandang tersebut berisi 2.000 ekor ayam.
![]() |
Setiap bulannya, ia bisa meraup omzet lebih kurang Rp 200-250 jutaan sebulan. Dari usaha ayam, Edi bisa membangun rumah, menyekolahkan anak sampai kuliah, hingga membeli mobil.
"Ya dari omzet itu belum dipotong operasional, untuk pakan, bibit, karyawan. Ya saya dapat bersih bisa lah Rp 20-30 juta sebulan. Lumayan lah untuk menyekolahkan anak, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Edi merendah.
Sebelum menjadi peternak ayam, ia menjalani berbagai jenis pekerjaan dan usaha. Mulai dari penambang emas ilegal, pekerja sawit, hingga menjadi tukang sayur keliling.
Dalam pengembangan bisnisnya, Edi memanfaatkan fasilitas KUR dari Bank BRI. Dana pinjaman tersebut dialokasikan untuk berbagai pos dalam bisnisnya. Sebagian digunakan untuk menambah kandang, sebagian lain untuk membeli pakan dan bibit agar jumlah ayam yang diternak semakin banyak dan unggul.
"Fasilitas KUR ini sangat membantu saya dalam mengembangkan bisnis. Dari situ saya bisa menambah kandang, tambah bibit dan pakan. Sangat berguna lah untuk pengusaha seperti saya ini," ungkap Edi.
![]() |
Di ulang tahun yang ke-125 pada tahun ini, BRI hadir di perbatasan dengan tema BRILian memudahkan masyarakat melakukan transaksi perbankan, termasuk bagi masyarakat Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. BRI juga menghadirkan KUR hingga menyalurkan BPUM untuk membantu UMKM sekitar.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com. (prf/ega)