PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sukses menutup tahun 2020 dengan kinerja produksi yang melebihi target dan berbagai catatan keberhasilan. Adapun catatan tersebut juga mencakup keselamatan kerja hingga berbagai inovasi yang diciptakan.
Dari sisi produksi, walaupun di tengah pandemi COVID-19, PHM tetap mampu memproduksi minyak dan gas di atas target. Produksi liquid seperti minyak dan kondensat mencapai 29,4 kbpd yang lebih tinggi dari angka usulan WP&B: 28,4 kbpd, dan produksi gas (wellhead) mencapai 605,5 mmscfd lebih tinggi dari angka usulan WP&B: 588 mmscfd.
Dalam hal keselamatan kerja, PHM telah mencapai 923 hari atau lebih dari 76 juta jam kerja manusia (manhours), tanpa kejadian yang menyebabkan kehilangan hari kerja atau tanpa LTI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada tahun ini kami juga memperoleh Penghargaan Keselamatan Migas Patra Nirbhaya Adinugraha 1 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Penghargaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dari Kementerian Ketenagakerjaan. Kedua penghargaan ini merupakan pengakuan atas kinerja Keselamatan Kerja PHM," ungkap General Manager PHM Agus Amperianto dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/12/2020).
Dari aspek pengelolaan lingkungan, PHM sukses meraih Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk kelima lapangan produksinya, yaitu Bekapai Senipah Peciko South Mahakam (BSP), South Processing Unit (SPU), North Processing Unit (NPU), Central Processing Area (CPA), dan Central Processing Unit (CPU).
"Selain itu, Lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) - Peciko Processing Area (PPA) menerima sertifikasi ISO 50001 untuk implementasi Sistem Manajemen Energi. Penerapan ISO 50001 ini merupakan pengakuan beyond compliance dari PERMEN ESDM 14/2012 yang mewajibkan penerapan manajemen energi untuk perusahaan yang menggunakan energi lebih dari 6.000 ton oil equivalent," kata Agus Amperianto.
Lebih lanjut, dalam hal pengeboran sumur, PHM telah mengebor 79 sumur pengembangan (dari target 78 sumur dalam WP&B), dan diharapkan 1 - 2 sumur lagi akan diselesaikan hingga tutup tahun. PHM juga telah memenuhi target mengebor satu sumur eksplorasi dan 1 sumur workover.
Tercapainya target pengeboran sumur tersebut berhasil dilakukan berkat berbagai inovasi yang dikembangkan dalam operasi pengeboran, yang bisa menurunkan durasi dan biaya pengeboran. Salah satunya dengan penerapan teknik pengeboran tanpa rig (rigless) untuk mengerjakan sumur dan menggantikannya dengan Hydraulic Workover Unit (HWU) baik di wilayah delta maupun lepas pantai. Metode rigless ini terbukti secara signifikan menekan biaya pengerjaan sumur.
Inovasi lain yang dikembangkan untuk efisiensi adalah penerapan arsitektur sumur One Phase Well (OPW), yang berhasil secara signifikan memangkas biaya pengeboran menjadi jauh lebih rendah bila dibandingkan penggunaan arsitektur Shallow Light Architecture (dengan 2 fase pengeboran) yang sebelumnya diterapkan.
Selain itu ada juga inovasi lainnya yaitu metode slot recovery yang merupakan sebuah platform kepala sumur (well head) dari sejumlah sumur yang sudah tidak berproduksi dimanfaatkan untuk mengebor sumur baru.
Dengan teknik pengeboran side-track menggunakan HWU pada sumur-sumur re-entry, dan memanfaatkan komponen selubung pengeboran dari sumur-sumur lama, PHM juga berhasil menjaga keekonomian sumur-sumur pengembangan, karena tidak perlu membuat platform baru yang mahal harganya.
Gayung bersambut, berkat berbagai inovasi tersebut, pada bulan Desember PHM berhasil memecahkan dua rekor pengeboran tercepat, yaitu di sumur delta TN-T165 di Lapangan Tunu dalam waktu 2,15 hari, dengan kedalaman 1.409 mMD, pada 8 Desember 2020, dan sumur offshore PK-B8.G1 di Lapangan Peciko dalam waktu 10,96 hari, dengan kedalaman 4.343 mMd, pada 25 Desember 2020.
"Berbagai Keberhasilan ini merupakan buah kerja keras Perwira PHM dalam mewujudkan operasi migas yang handal, efisien, aman, dan berwawasan lingkungan. Untuk itu, kami berterima kasih atas kerjasama dan dukungan yang diberikan para pemangku kepentingan kepada kami," ungkap Agus Amperianto.
PHM juga aktif membantu upaya Pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID 19 dengan total nilai bantuan mencapai Rp 2,5 miliar, dan telah didistribusikan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan, Kota Samarinda dan Jakarta.
Untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan perusahaan, PHM juga menerapkan prosedur rotasi pekerja lapangan khususnya penapisan terhadap para personil operasional di lapangan yang akan off duty maupun on duty dengan ketat, termasuk mereka yang mendapat giliran work from office (WFO) di kantor Balikpapan maupun Jakarta.
Berbagai upaya pencegahan sesuai protokol yang berlaku seperti disinfeksi seluruh fasilitas perusahaan, pembatasan jumlah personil hanya yang esensial, dan sosialisasi dan komunikasi yang intensif dengan pekerja dan keluarganya serta para mitra kerja.
"Manajemen PHM menjalankan berbagai upaya untuk memastikan bahwa setiap lokasi kerja, baik di kantor, site, kapal, barge, rig, mobil, maupun helikopter, merupakan area yang aman dari penularan virus corona bagi seluruh pekerjanya," ujar Agus Amperianto.
Semua orang yang bekerja di WK Mahakam juga harus mengisi formulir Deklarasi Harian secara online, tanpa terkecuali. Hal ini untuk memastikan dan mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir, agar mereka patuh terhadap protokol kesehatan COVID-19, dan memudahkan penelusuran kontak erat bila terjadi kasus penularan.
"Kami akan terus meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terkait pandemi ini, demi mengurangi risiko penularan dan memastikan operasi PHM di WK Mahakam tidak terganggu," pungkasnya.
(prf/ega)