Lonjakan kasus positif virus Corona (COVID-19) akibat libur Hari Raya Natal dan pergantian tahun 2020 diyakini oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak bisa dihindari. Pemerintah tak henti-hentinya menyampaikan pesan demi mencegah penyebaran COVID-19.
Tetap di rumah, taat protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir, tak bosan dilontarkan pemerintah, termasuk Kemenkes.
"Di masa libur panjang saat ini, saya ingin mengucapkan selamat Natal kepada rekan-rekan yang merayakan. Tolong pastikan bahwa hari besar ini kita jalani dengan damai dan sehat. Jangan lupa tinggal di rumah dan terus memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di kanal YouTube Kemenkes RI, Jumat (25/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Protokol kesehatan memang harus terus dijalankan. Menkes mewanti-wanti jangan sampai ada keluarga kita yang positif Corona usai liburan.
"Ini yang harus kita lakukan terus, untuk mencegah jangan sampai nanti sesudah liburan yang kita lakukan bersama keluarga, kemudian ada keluarga kita yang terkena," ucap Budi.
Adalah Wakil Menkes (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono yang mengatakan lonjakan jumlah kasus positif COVID-19 setelah masa liburan tidak bisa dihindari. Namun, menurut Dante, yang paling penting adalah memastikan angka kematian tidak meningkat.
"Mungkin lonjakan kasus tidak bisa dihindari. Pasti akan ada. Tetapi yang paling penting lagi di dalam lonjakan kasus tersebut adalah angka kematian yang tidak boleh semakin meningkat," terang Dante.
Kemenkes sendiri mengaku sudah mengantisipasi agar angka kematian akibat Corona tidak meningkat. Ada beberapa hal yang akan disiapkan Kemenkes.
"Untuk mendapatkan angka kematian yang tidak semakin meningkat tersebut, kita melakukan kunjungan yang efektif hari ini sehingga semua ketersediaan obat-obatan, fasilitas kesehatan, dan tenaga medis terpenuhi," pungkasnya.
Lantas bagaimana Kemenkes mengantisipasi lonjakan kasus akibat libur Natal dan tahun baru? Simak di halaman berikutnya.
Selain itu, untuk mengantisipasi lonjakan kasus setelah libur Natal dan Tahun Baru, Kemenkes juga sudah menyiapkan 'senjatanya'. Senjatanya yakni dengan menambah jumlah perawat.
"Dan kebetulan sebenarnya tempatnya ada, tinggal kita tambah jumlah bed dan ICU. Ada potensi bisa 100 bed tambahan yang critical, bukan ruangannya ternyata, tapi perawat," terang Menkes Budi.
"Tadi saya sudah bicara dengan Pak Wamen yang benar-benar dokter, bagaimana kita bisa segera mengalokasikan tambahan perawat, karena jumlah dokternya cukup, alat kesehatannya cukup, bed cukup, ruangannya ada, tapi kita butuh perawat," imbuhnya.
Budi menyadari bahwa pandemi COVID-19 adalah masalah yang besar. Karena itu, pandemi COVID-19 tidak bisa hanya ditangani oleh Kemenkes saja.
"Jadi memang pandemi ini adalah masalah yang sangat besar, tidak mungkin bisa saya selesaikan sendiri, tapi harus kita selesaikan bersama-sama," sebut Budi.
Budi menuturkan penyelesaian pandemi COVID-19 tidak bisa dilakukan hanya dengan program-program dari Kemenkes. Masyarakat, sebut dia, harus sama-sama melakukan pencegahan penularan COVID-19.
"Tidak mungkin Kementerian Kesehatan secara eksklusif mengeluarkan ide dan program-program sendiri, tapi harus secara inklusif dengan asosiasi kedokteran, dengan organisasi-organisasi sosial, dengan pemerintah daerah serta masyarakat. Saya percaya ini bukan harus berupa program, tapi harus berupa gerakan yang secara masif dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia," papar Budi.