Dua kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi menteri di reshuffle kabinet Indonesia Maju. PKB mengklaim bahwa hal itu bukti cinta dan sayang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke PKB.
Dua nama itu adalah Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Ketua DPP PKB Faisol Riza mengatakan PKB melakukan lobi selama dua minggu.
"Ya itu namanya cinta dan sayang Pak Jokowi pada PKB. Ya lumayanlah (lobi), dua mingguan lah," kata Faisol dalam acara D'Rooftalk: "Membaca Strategi Jokowi Memilih Menteri", Rabu (23/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faisol juga menjelaskan perihal Lutfi yang disebut sebagai kader PKB. Dia menyebut pada awal pembentukan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin, PKB juga mengajukan Lutfi dan Agus Suparmanto untuk menjadi Menteri Perdagangan.
"Kita sudah memberikan Pak Lutfi dan Pak Agus sebagai Menteri Perdagangan di kabinet, tetapi kemudian dipilihlah Pak Agus sebagai Menteri Perdagangan, pada reshuffle kita kembali mengajukan Pak Lutfi," jelasnya.
Lebih lanjut, Faisol menjawab kritik soal Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas. Dia menyebut Yaqut merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki hati lembut.
"Gus Tutut (Yaqut) walaupun keras, pernah dibawa ada kritik-kritik yang harus dibela mati-matian, tapi kan tetap NU. NU biar bagaimanapun hatinya lembut, pemaaf. Jadi saya kira ini persoalan bagaimana Gus Tutut meletakkan dirinya untuk melihat kebutuhan nasional kita, termasuk menjaga ukhuwah Islamiah," katanya.
Menurut Faisol, Yaqut dalam pidatonya telah menegaskan bahwa akan mengutamakan persatuan umat. Dia menilai Yaqut sosok yang paling tepat untuk menjadi jembatan semua agama.
"Di pidato pertama sudah jelas beliau katakan bahwa 'Saya sejak pertama menjaga ukhuwah Islamiah', itu dasar, ingin dia letakkan bahwa ayolah kita jangan merasa bahwa perbedaan-perbedaan cara pandang itu membuat seolah-olah kita semuanya tidak ada titik temu, dan itu, menurut saya, Gus Yaqut menjadi orang yang paling pas untuk menjadi jembatan bagi semua perbedaan-perbedaan itu hari ini," tuturnya.