Langka, Tukang Mebel di NTT Berguru ke Jawa-Bali dan Titisan Leluhur

Langka, Tukang Mebel di NTT Berguru ke Jawa-Bali dan Titisan Leluhur

Inkana Putri - detikNews
Selasa, 22 Des 2020 11:18 WIB
Emanuel Benani yang sebelumnya berkebun memberanikan diri beralih profesi menjadi pengusaha mebel. Warga Malaka, NTT, itu memulai bisnisnya dengan modal awal Rp 8 juta.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Bicara soal mebel, tentunya tak lepas dari ukiran khas daerah tersebut. Seperti halnya gambar burung, makara, dan bunga menjadi salah satu ciri khas motif di daerah Jepara.

Berbeda dengan daerah Jawa, seni ukir nampaknya masih belum diminati oleh masyarakat timor, khususnya di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur. Bahkan, ukiran mebel di Malaka pun masih banyak mengadopsi dari ukiran Jawa dan Bali.

Salah satu perajin ukiran mebel di Malaka, Christophorus Xaverius Aron Esy (40) menjelaskan tukang ukir memang masih jarang ditemukan di Malaka. Bahkan, untuk bisa menjadi perajin ukiran di Malaka, Christophorus harus merantau bertahun-tahun ke Jawa dan Bali untuk mempelajari ukiran tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kurang lebih di Jawa & Bali 17 tahun, saya merantau. Sebelum di Jawa saya di Bali dulu tahun 1997 sampai 2006 saya ke Jawa. Setelah saya dapat (menguasai) ukiran Balinya saya ke Jawa untuk pejarai ukir-ukiran. Artinya saya khusus pada seni ukir saja," katanya kepada detikcom baru-baru.

Bukan hanya itu saja, pria yang akrab disapa Cen ini juga mengatakan perajin ukiran di Malaka kebanyakan merupakan titisan dari nenek moyang. Dalam artian, bakat ini memang sudah terlihat sejak lama dalam diri seseorang. Seperti halnya Cen yang sudah bisa menggambar sejak umur 7 tahun hingga bakat ini kemudian ia kembangkan menjadi sebuah seni ukiran.

ADVERTISEMENT

"Kita orang timor, khususnya orang Malaka semuanya masih dalam kategori primitive, tapi bukan dalam arti ketinggalan. Artinya dari sekian banyak orang, ada satu atau dua ibaratnya titisan. Dia berikan dalam hal mimpi, dikasih talenta. Yang bisa ngukir kebanyakan dikasih mimpi dari nenek moyang, percaya atau nggak percaya," paparnya.

Masih minimnya jumlah perajin ukiran di Malaka pun membuat kebanyakan motif ukiran di sini lebih condong ke perpaduan Jawa dan Bali. Bahkan, kebanyakan pengusaha mebel di Malaka menggunakan perajin ukiran dari Jawa.

"Kebanyakan orang kita di sini kebanyakan pakai orang Jawa itu memang betul. Karena untuk bisa mengukir seperti orang Jawa atau Bali di sini jarang banget," katanya.

Dari hasil rantauannya mendalami seni ukir di Jawa dan Bali, Cen juga mengaku sering memadukan ukiran Jawa dan Bali dalam ukiran mebel di Malaka. Namun sebelum memutuskan untuk membuat ukiran tersebut, Cen juga telah memilih motif ukiran apa yang bisa dinikmati oleh masyarakat Malaka.

"Di sini ukirannya kolaborasi antara campuran Jawa sedikit, campuran Bali sedikit. Kita masukin jadi satu saja. Di sini ada motif seperti ulir dari Jawa dan kita kasih sedikit motif bunga seperti ukiran khas Bali," ungkapnya.

Meskipun mebel di Malaka didominasi ukiran Jawa dan Bali, bukan berarti Malaka tidak punya ukiran khusus. Soal ukiran Malaka, Cen menyebut biasanya ukiran khas Timor dan Malaka cenderung mengadopsi motif tenunan.

"Kalau (ukiran) di sini furnishnya di pinggir motifnya seperti kain tenun. Ini ciri khasnya ukiran timor seperti ini. Kalau ukiran bali sama jawa itu semua identik sama kembang kalau di sini identik sama tenunan kain, masih tetap terikat sama adat," imbuhnya.

Cen mengatakan motif tersebut telah ada sejak zaman nenek moyang. Dahulu, para nenek moyang di Timor mengukir dengan alat-alat manual seperti parang dan pisau. Namun karena kurangnya jumlah perajin ukiran di Timor, motif ukiran ini hanya sering ditampilkan di pameran, dan rumah adat saja.

"Motifnya macam-macam semua sudah turun temurun. Hanya dalam masa nenek moyang dulu semua masih menggunakan alat manual seperti parang dan pisau. Sehingga bisa mendapat ukiran yang bisa dibudidayakan," katanya.

Emanuel Benani yang sebelumnya berkebun memberanikan diri beralih profesi menjadi pengusaha mebel. Warga Malaka, NTT, itu memulai bisnisnya dengan modal awal Rp 8 juta.Emanuel Benani yang sebelumnya berkebun memberanikan diri beralih profesi menjadi pengusaha mebel. Warga Malaka, NTT, itu memulai bisnisnya dengan modal awal Rp 8 juta. Foto: Grandyos Zafna

Meskipun ukiran masih belum sepenuhnya dinikmati masyarakat di Malaka, Cen tetap tidak putus semangat untuk membuat ukiran. Bakat alami yang ia punya dituangkan dalam ukiran-ukiran mebel seperti lemari, tempat tidur, hingga peti mati.

Saat ini, ia pun bekerja sama dengan salah satu pengusaha mebel di Malaka, Emanuel Benani (33) untuk mengembangkan ukiran-ukiran mebel tersebut. Sebelumnya, Emanuel mengaku belum memiliki perajin ukiran untuk usaha mebelnya. Melihat adanya potensi bisnis mebel di Malaka, ia pun akhirnya mengajukan KUR ke BRI untuk mengembangkan usahanya.

'Tahun 2017 awalnya saya pinjam pertama itu Rp 25 juta dari KUR, lalu dua tahun selesai. Dalam jangka waktu satu tahun saya tendang, saya ambil Rp 100 lalu saya beli mobil seharga Rp 80 juta masih ada Rp 20 juta untuk saya putar," ungkapnya.

Emanuel yang dulunya hanya punya satu pekerja di tahun 2017 pun kini telah memiliki Sembilan pekerja, termasuk Cen. Kini, usaha mebelnya pun menjadi salah satu yang terbesar di Malaka.

Di ulang tahun yang ke-125 pada tahun ini, BRI hadir di perbatasan dengan tema BRILian memudahkan masyarakat melakukan transaksi perbankan, termasuk bagi masyarakat Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka. BRI juga menghadirkan KUR hingga menyalurkan BPUM untuk membantu UMKM sekitar.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.




(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads