Sejumlah pedagang buka suara terkait penutupan rest area Km 50 Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Pedagang menceritakan sudah merasa nyaman dapat berjualan di rest area Km 50 Tol Japek.
Salah satu pedagang, Buyung (43), cukup aktif menyuarakan menolak penutupan Km 50 Tol Japek ini. Dia hanya bisa pasrah karena protesnya tak pernah ditindaklanjuti.
"Menolak tentu jelas tidak terima, protes juga tapi ya gimana, yang punya lahan mau nutup. Kami sudah berbicara dengan mereka (Jasa Marga), cuma belum, nggak ditanggapi. Ditanggapi sih ditanggapi cuma nggak bisa," kata Buyung kepada detikcom, di rest area KM 50 Tol Japek, Senin (21/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buyung merasa berat meninggalkan kios tempat berjualan karena cukup lama di situ. Di sisi lain, ia telah mengetahui wacana penutupan ini telah sejak setahun lalu tapi kerap tertunda lantaran adanya pandemi Corona (COVID-19).
"Kami merasa nyaman saja di sini, karena kami sudah merintis dari awal di sini selama 7 tahun di sini. Gimana ya, namanya dagang, usaha, itu kan perlu merintis yang sangat benar-benar kita usahakan," ucap Buyung.
"Sudah ada informasi dari sana sekitar setahunan, cuma diundur-undur karena pandemi," lanjutnya.
Namun, Buyung tak pernah mengetahui alasan rest area ini ditutup. Ia hanya mendapat perintah untuk segera mengosongkan lapaknya per hari ini karena rest area Km 50 Tol Japek ini akan ditutup permanen.
"Kemarin dapat informasi ini ada mau dikosongkan, nanti mau dibuat tempat itu saya nggak tahu, yang pasti ini ditutup total tidak ada kegiatan lagi, jadi bukan, jadi ditutup total, udah, paling buat pelebaran, atau kendaraan kecelakaan disimpan di sini," jelasnya.
Pedagang lainnya, Arif (42), juga menolak keras penutupan rest area Km 50 Tol Japek ini. Ia mengatakan bahwa rest area ini tak pernah sepi pengunjung karena lokasinya yang strategis.
"Rest area ini lumayan ramai karena kan ini di jalur A. sampai Km 57 ramainya kan di sini pas jembatan elevated pas turun antara di atas dan di bawah ketemu makanya ini ramai," ucap Arif.
Arif pun mempertanyakan alasan Jasa Marga menutup area ini dan merelokasi para pedagang ke rest area Km 71. Sebab, menurut Arif, penutupan ini disebabkan lokasi yang kerap mengalami kemacetan.
"Sering biang kemacetan karena dari jembatan elevated sama yang di bawah itu kan. Jadi antara mobil di atas di bawah ini ketemu tapi kemacetan itu hanya cuman hari-hari libur, hari-hari raya tapi hari biasa nggak macet, lancar, dapat dikondisikan," sebutnya.
"Kalau misal dibilang biang kemacetan karena sebelum jembatan elevated berdiri (rest area) ini sudah ada duluan seharusnya dari jasa marga kalau pas turunnya jembatan elevated itu ya turunnya jangan di Km 48, harusnya di Km 40 sebelumnya jadi kita kecewa, koperasi juga kecewa sebenarnya karena ini ditutup sebagai imbasnya jembatan elevated. Sudah itu saja," sambungnya.
Meskipun kecewa, Arif tetap akan membereskan lapaknya dan pindah ke lokasi relokasi yang telah disiapkan, yaitu rest area Km 71.
"Rencana selanjutnya nurutlah karena ini kan aturan pemerintah. Di sana sudah dibikin bangunan buat pindahan dari Km 50," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Jasa Marga resmi menutup rest area Km 50 Tol Japek mulai hari ini. Para pedagang di rest area tersebut akan dipindahkan ke Km 71.
"Sesuai dengan perintah Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Jasa Marga akan melakukan relokasi tempat istirahat (TI) Km 50 ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek jalur arah Cikampek ke TI Km 71 ruas Jakarta-Cikampek jalur arah Jakarta," kata General Manager Representative Office 1 Jasa Marga Transjawa Tollroad Regional Division Widiyatmiko Nursejati dalam keterangannya, Minggu (20/12).