Pakar soal Aksi 1812: Risiko Tertular COVID Tinggi-Potensi Klaster

Pakar soal Aksi 1812: Risiko Tertular COVID Tinggi-Potensi Klaster

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 19 Des 2020 08:44 WIB
Massa aksi 1812 dipukul mundul polisi dari kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.  Massa kini kocar-kacir ke arah Tanah Abang.
Aksi massa 1812 (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Aksi 1812 terkait Habib Rizieq Shihab (HRS) berlangsung di sekitar Istana Negara, Jakarta, kemarin (18/12). Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani mengatakan risiko massa tertular Corona (COVID-19) tinggi.

"Semakin banyak orang kemudian berkumpul di satu titik dalam kondisi yang memang sangat berkerumun, ini juga akan berisiko tinggi," ujar Laura ketika dihubungi detikcom, Jumat (18/12/2020).

Laura turut menyoroti aksi dorong yang terjadi antara massa 1812 dan pihak kepolisian. Menurutnya, walau massa aksi dan polisi memakai masker, risiko penularan tetap tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Betul, karena tidak berjarak, ya karena kan aksi dorong itu kan istilahnya tidak mungkin dilakukan satu orang, walau pakai masker. Jadi pakai masker hanya menjaga sekitar, mungkin tidak lebih dari 50 persen ya," lanjutnya.

Laura menginginkan agar pemahaman masyarakat mesti utuh terkait 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Laura menjelaskan menggunakan masker di kerumunan sama sekali tidak menghindarkan kita dari risiko tertular virus bila kita tidak menjaga jarak dan tidak rutin mencuci tangan.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, menyebut adanya aksi kerumunan akan memperburuk situasi pandemi di Indonesia. Menurutnya, potensi klaster kerumunan aksi 1812 jelas ada.

"Potensi klaster ini sudah sangat jelas. Saat ini ini sudah campur ya (klaster) sudah mix, penyebab-penyebabnya sudah banyak, ada klaster kantor, ada segala macam, (klaster) pasar," sebut Dicky.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya

Dicky mengatakan, dari studi epidemiologi disebutkan kerumunan menyumbang 10 persen dari kenaikan kasus dan 9 persen kenaikan kasus kematian. Menurutnya, rangkaian kerumunan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini memperparah situasi Corona di Tanah Air.

"Apa yang kita hadapi saat ini beruntun, ada sebelum rangkaian pilkada ini, ada rangkaian demo dan segala macam, ini artinya kita tidak belajar. Belum lagi yang libur panjang dan segala macam kita tidak belajar dari pengalaman saat ini," tutur Dicky.

Sebelumnya diberitakan, Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah kelompok menggelar aksi 1812 di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, untuk menuntut pembebasan Habib Rizieq Shihab. Namun polisi segera membubarkan massa.

Massa kocar-kacir dan dipukul mundur hingga ke berbagai arah. Sejumlah mobil pengangkut logistik juga diamankan.

Halaman 2 dari 2
(isa/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads