Satgas COVID-19 Sulawesi Selatan (Sulsel) menyarankan kantor pemerintahan hingga swasta memberlakukan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) 50 persen bagi pekerja. Hal ini untuk menekan penyebaran COVID-19 di Sulsel yang melejit naik.
"Sebenarnya tidak usah ditutup, tetapi pengurangan jam kerja, pegawai yang masuk harusya ada shift, terutama yang kelompok rentan. Kelompok rentan ini yang punya penyakit seperti jantung, kanker, ini semua harus kerja dari rumah," ujar jubir Satgas COVID-19 Sulsel Husni Thamrin kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).
Husni lalu menyebut kelompok rentan kedua, yakni pekerja dengan usia di atas 50 tahun untuk diberlakukan WFH secara penuh. Selain itu, pegawai yang datang ke kantor hanya 50 persen saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebaiknya seperti Jakarta. Ini sebaiknya berlaku bukan cuma di pemerintah, tetapi juga di swasta, karena otomatis juga tidak boleh sama sekali dihentikan pelayanan. Yang dihindari adalah kerumunan," ungkapnya.
Hingga saat ini, usulan WFH 50 persen untuk pegawai telah sampai di Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah. Usulan tersebut masih dalam tahap pembahasan. Husni juga meminta kepada kepala daerah untuk tegas melarang adanya pertemuan besar yang dihadiri lebih dari 50 orang. Hal ini lantaran dalam sepekan terakhir kasus positif Corona di Sulsel meningkat tajam.
"Dua minggu terakhir kan, kemarin kan 447 dan hari ini di atas 300 sementara dan belum dipublis ya, sementara diupdate datanya," kata dia cemas.
"Kita kaget kemarin tembus di atas 400. Penyebabnya ya itu tadi, interaksi orang dan ini harus dikurangi. Hotel, protokol kesehatan haris jalan, tolong restorannya jangan dibukalah," imbuh dia.
Yang lebih mengejutkan, ada 21 kabupaten/kota di Sulsel yang mengkonfirmasi adanya kasus baru COVID, dan bukan hanya di Makassar. Dia mengimbau tidak ada lagi isolasi mandiri di rumah.
"Hampir tidak ada lagi kasus tunggal di Makassar, minimal dua orang. Ikuti program Duta COVID," ucapnya.
(tfq/nvl)