Madinah - Masjid Nabawi di Kota Suci Madinah dikelilingi oleh hotel-hotel berbintang. Para jamaah yang berduit akan menginap di hotel-hotel bertarif mahal ini. Namun, di musim haji, keindahan hotel-hotel berbintang menjadi berkurang. Karena hotel berbintang ini berhias jemuran. Di musim haji, hotel-hotel berbintang ini bisa jadi turun pamor. Hotel-hotel itu bisa dimasuki oleh jamaah haji Indonesia dengan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) biasa. Ini terjadi karena sistem penginapan di Madinah dikoordinasikan oleh Majmuah (asosiasi) dan hotel-hotel berbintang ini masuk dalam Majmuah. Di dalam Majmuah, ada hotel berbintang, ada hotel biasa, ada juga penginapan. Pada musim haji tahun ini, untuk pertama kalinya, jamaah haji Indonesia dengan BPIH biasa bisa masuk hotel bintang lima. Biasanya mentok pada hotel bintang empat. Namun mayoritas jamaah haji Indonesia tetap menginap di tempat penginapan biasa. Meski hotel berbintang turun kelas, namun inilah salah satu bentuk penghormatan Arab Saudi terhadap dhuyufurrahman (tamu-tamu Allah). Di luar musim haji, hotel-hotel berbintang ini kembali menunjukkan kelasnya. Bahkan, saat Ramadan, di saat puncak ibadah umrah, hotel-hotel berbintang ini ada yang memasang tarif 1.000 Riyal (sekitar Rp 2.500.000) per malam.Di musim haji 2006, pemandangan yang paling mencolok di hotel-hotel berbintang itu adalah bergelantungannya pakaian-pakaian jamaah haji di jendela-jendela hotel. Jendela-jendela hotel berbintang itu
bak jemuran. Sungguh tidak menambah keindahan hotel. Misalnya, Hotel Taiba Residential Suites, hotel berbintang yang terletak 5 meter dari halaman Masjid Nabawi. Pemantauan
detikcom, Selasa (31/1/2006), pakaian-pakaian, termasuk pakaian dalam, tampak bergelantungan di sebagian jendela dari semua sisi. Pemandangan ini bisa dilihat jelas dari Masjid Nabawi. Pemandangan ini juga sangat jelas dilihat dari ruas jalan Malik Fahd. Seperti tampak dalam foto di atas. Hingga hari ini, jamaah haji Indonesia termasuk salah satu jamaah yang menginap di hotel ini. Tidak hanya Hotel Taiba Residential Suites. Hotel Andalus Suites yang juga terletak di bibir halaman Masjid Nabawi, juga memperlihatkan hal yang sama, meski pakaian-pakaian yang bergelantungan tidak sebanyak di Taiba Residential Suites. Bahkan, hotel berbintang lima, Dar El Hijra Intercontinental juga tak terhindar dari bergelantungnya pakaian-pakaian jamaah haji itu. Hotel Al Ansar dan Hotel Al Haristyah, serta Hotel Mawaddah juga sama. Para jamaah terpaksa menjemur pakaian-pakaian mereka di jendela-jendela itu karena di hotel tidak disediakan tempat jemuran. Padahal, banyak jamaah haji yang mencuci pakaian, karena terbatasnya pakaian yang mereka bawa. Setelah mencuci, mereka akhirnya menjemur di jendela-jendela itu. Di hotel berbintang ini, pelayanan cuci biasanya dilakukan melewati jasa
laundry. Namun, tentu biayanya mahal. Daripada mencuci lewat
laundry, jamaah akan lebih hemat mencuci sendiri. Karena itu, jangan heran, bila di kamar-kamar hotel berbintang yang mereka tempati juga berdiri tempat jemuran 'ilegal' yang terbuat dari tali nilon. Susah bagi pengelola hotel untuk melarangnya.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini