Bareskrim Polri memanggil wartawan Edy Mulyadi hari ini. Edy dipanggil sebagai saksi untuk dimintai keterangan terkait penembakan 6 pengikut Habib Rizieq Shihab (HRS) di Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Jawa Barat.
"Iya betul. Saksi terkait rangkaian peristiwa di rest area Km 50 tol Japek," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (14/12/2020).
Andi menuturkan tim penyidik akan menggali informasi terkait peristiwa di tol berdasarkan informasi yang diperoleh Edy. Andi mengatakan ada saksi yang menyebut nama Edy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekadar untuk menggali pengetahuan yang bersangkutan tentang peristiwa. Karena ada saksi lain yang menyebutkan namanya," tuturnya.
Edy Mulyadi sebelumnya membuat video laporan di Tol Japek Km 50 terkait penembakan pengikut Habib Rizieq yang diunggah melalui akun YouTube-nya @Bang Edy Channel. Dalam video berdurasi 6,24 detik yang dilihat detikcom, Edy mengatakan dia sudah mewawancarai beberapa pedagang di rest area Km 50.
"Saya tadi sempat ngobrol-ngobrol dengan beberapa pemilik warung di sekitar sini, mereka mengatakan peristiwanya sekitar jam 01.30 WIB. Tapi, menurut salah seorang warung, mengatakan bahwa mobil yang masuk ke sini kondisinya sudah bannya sudah tidak utuh. Jadi, begitu masuk dari ujung sana (masuk rest area), bannya sudah tidak ada, tinggal velg-nya saja," kata Edy.
"Kresek-kresek, sudah berisik gitu. Kemudian saksi mata mengatakan mobil itu (pengikut Habib Rizieq) dipepet dua mobil polisi, tidak lama terdengar dua tembakan, dor... dor...," lanjutnya.
Edy mengatakan pedagang warung di sana mendengar dua kali tembakan saat peristiwa terjadi. Dalam video tersebut, Edy menjelaskan, jika para pedagang yang berada di lokasi diusir oleh polisi dan diminta menjauh.
"Saya tanya sama tukang warung sekitar sini ada dua kali tembakan saudara. Setelah itu beberapa warga maksudnya yang dagang di sini itu keluar tapi polisi sudah banyak mereka diusir, sana pergi, teroris, teroris," ucapnya.
Edy Mulyadi menilai jika polisi sejak awal sudah membentuk stigma jika peristiwa yang terjadi antara polisi dengan pengikut Habib Rizieq sebagai penembakan teroris. Edy menyebut lokasi tidak jauh dari Musala di rest area Km 50.
"Jadi saudara sejak awal Polisi sudah menebarkan apa yang disebut namanya stigma orang-orang yang mau mendekat ke arah lokasi terjadinya penembakan disebut teroris. Nah ini di sini deket-deket musala sini, teroris. Tapi saya tanya katanya di sini ada tukang parkir di lokasi itu memang mereka diusir kira-kira jarak 1 meter sebelum lokasi, tidak boleh. Tidak ada police line," ujarnya.
Tonton video 'Coba Rebut Senjata Polisi, 4 Laskar FPI Ditembak di Dalam Mobil':