Kisah Nabi Syuaib mengingatkan beratnya perjuangan para pembawa pesan Allah SWT menyampaikan ajaran yang benar. Tak jarang para Nabi harus menghadapi ancaman dari lingkungan terdekatnya, misal keluarga dan masyarakat dari tempat asalnya.
Ancaman inilah yang dihadapi Nabi Syuaib saat diutus untuk warga Madyan yang kadang ditulis Midian. Nabi Syuaib sebetulnya adalah salah satu warga Madyan namun memiliki kepribadian, prinsip, dan memegang teguh nilai-nilai yang baik.
Kisah Nabi Syuaib yang dimulai dengan kedatangannya dijelaskan dalam Al Quran surat Al-A'raf ayat 85
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Arab latin: Wa ilā madyana akhāhum syu'aibā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, qad jā`atkum bayyinatum mir rabbikum fa auful-kaila wal mīzāna wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā`ahum wa lā tufsidụ fil-arḍi ba'da iṣlāḥihā, żālikum khairul lakum ing kuntum mu`minīn
Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman."
Dengan kehidupan sepeti itu, Allah SWT masih memberikan karunia sehingga warga Madyan. Hasilnya warga bisa menjalani kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Sayangnya mereka tidak penah bersyukur dan tetap melaksanaan jalan hidup dengan merampok, berbohong, dan curang.
Situs tersebut menjelaskan, menurut sejarawan Islam Ibn Kathir, warga Madyan adalah yang kali pertama memaksa orang-orang yang lewat wilayahnya membayar sejumlah biaya. Mereka juga hidup dari merampok dan ketidakadilan, termasuk saat berdagang dengan mengurangi timbangan saat menjual dan minta lebih ketika membeli.
Nabi Syuaib diutus untuk mengubah cara hidup kaumnya serta menyembah hanya pada Allah SWT. Kisah Nabi Syuaib memperlihatkan besarnya usaha mengingatkan kaum Madyan terkait besarnya anugrah dan kebaikan dari Allah SWT untuk mereka.
Belum putus asa, Nabi Syuaib mengingatkan hukuman yang akan dijatuhkan Allah SWT jika kaum Madyan tidak mau berubah. Allah SWT juga akan mengambil kembali segala karunia yang diharapkan warga Madyan, sehingga mereka miskin dan hidup serba terbatas.
Kisah Nabi Syuaib di bagian ini dapat dilihat di Al Quran surat Al A'raf ayat 86
وَلَا تَقْعُدُوا۟ بِكُلِّ صِرَٰطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِهِۦ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَٱذْكُرُوٓا۟ إِذْ كُنتُمْ قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُفْسِدِينَ
Arab latin: Wa lā taq'udụ bikulli ṣirāṭin tụ'idụna wa taṣuddụna 'an sabīlillāhi man āmana bihī wa tabgụnahā 'iwajā, ważkurū iż kuntum qalīlan fa kaṡṡarakum wanẓurụ kaifa kāna 'āqibatul-mufsidīn
Artinya: "Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan."
Sayangnya peringatan Nabi Syuaib tidak didengar kaumnya sendiri. Dalam kisah Nabi Syuaib disebutkan, kaum Madyan justru mencibirnya yang meninggalkan agama nenek moyang. Kaum Madyan meminta Syuaib tidak menghiraukan pilihan dan kehidupan mereka.
Sambil terus bersabar, Nabi Syuaib melanjutkan dakwahnya pada kaum Madyan. Nabi Syuaib mengatakan ajaran Allah SWT bukan untuk kebaikannya sendiri tapi demi kaumnya. Seperti utusan Allah SWT yang lain, Nabi Syuaib mempraktikkan dengan tepat semua materi dalam dakwahnya.
Nabi Syuaib juga tidak banyak meminta untuk dirinya sendiri. Dia lebih banyak meminta untuk kaumnya, orang-orang yang diharapkan menerima ajaran dan kebenaran dari Allah SWT. Hal ini tercantum dalam surat hud ayat 88
قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَىٰكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Arab latin: Qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī wa razaqanī min-hu rizqan ḥasanaw wa mā urīdu an ukhālifakum ilā mā an-hākum 'an-h, in urīdu illal-iṣlāḥa mastaṭa't, wa mā taufīqī illā billāh, 'alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb
Artinya: "Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali."
Dalam kisah Nabi Syuaib di surat Hud ayat 89, sang nabi sempat memperingatkan takdir kaum Madyan jika masih menolak ajaran Allah SWT. Madyan akan berakhir seperti kaumnya Nabi Nuh, Hud, dan Saleh. Tingkah laku tercela kaum Madyan bahkan disebut serupa dengan kaum Nabi Luth.
Sepeninggal Nabi Syuaib, ancaman Allah SWT mulai terjadi pada kaum Madyan. Al Quran tentang kisah Nabi Syuaib menjelaskannya dalam surat Hud ayat 94
وَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَأَخَذَتِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَ
Arab latin: Wa lammā jā`a amrunā najjainā syu'aibaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā, wa akhażatillażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn
Artinya: "Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya."
Al-A'raf ayat 91
فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
Arab latin: Fa akhażat-humur-rajfatu fa aṣbaḥụ fī dārihim jāṡimīn
Artinya: "Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka."
Asy-Syuara ayat 189
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ ٱلظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Arab latin: Fa każżabụhu fa akhażahum 'ażābu yaumiẓ-ẓullah, innahụ kāna 'ażāba yaumin 'aẓīm
Artinya: "Kemudian mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar."
Ibn Kathir menjelaskan, kaum Madyan mengalami suhu yang sangat panas selama tidak kurang dari tujuh hari. Mereka mencoba mendinginkannya dengan air namun tidak berhasil, kemudian kaum Madyan pergi ke padang pasir.
Kaum Madyan berteduh di bawah awan mendung yang dianggap bisa menghalangi hawa panas. Namun awan panas justri menjatuhkan api dan terjadi gempa di bawah kaki kaum Madyan. Kisah Nabi Syuaib dan kaum Madyan mengingatkan kebenaran ajaran dan ancaman Allah SWT, sehingga tiap orang wajib mengimani serta melaksanakannya seprti tercantum dalam surat Al-A'rafa ayat 92
ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ شُعَيْبًا كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا۟ فِيهَا ۚ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ شُعَيْبًا كَانُوا۟ هُمُ ٱلْخَٰسِرِينَ
Arab latin: Allażīna każżabụ syu'aibang ka`al lam yagnau fīhā, allażīna każżabụ syu'aibang kānụ humul-khāsirīn
Artinya : (yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang merugi.