Apa yang menjadi kekhawatiran sejumlah pihak atas klaim kemenangan pasangan calon (paslon) kepala daerah di Pilkada 2020 menjadi kenyataan. Buktinya, konvoi klaim kemenangan yang dilakukan dua kubu paslon di Pilbup Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel), justru berujung bentrokan.
Kericuhan tersebut sempat terekam kamera warga yang kemudian videonya viral di media sosial. Dalam video yang beredar, pendukung dari dua paslon di Pilbup Lutim terlihat adu jotos dengan tangan kosong di tepi jalan.
Yang bikin ngeri, terlihat pula seorang pendukung berjaket merah marun memegang badik di tengah-tengah area kericuhan. Sementara itu, di potongan video lainnya, terdengar aparat kepolisian melepaskan tembakan peringatan di lokasi demi menghentikan kericuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Pilbup Lutim sendiri hanya ada dua paslon yang bertarung. Keduanya yakni Thoriq Husler-Budiman sebagai paslon nomor urut 1 dan Irwan Bachri Syam-Andi Muh Rio Patiwiri menjadi paslon nomor urut 2.
"Info awalnya bahwa ada pendukung paslon nomor 2, yang mengklaim menang dan melakukan konvoi di wilayah pendukung nomor 1 di (Kecamatan) Wasuponda, tetapi tidak diterima oleh pendukung nomor 1, sehingga timbul gesekan," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo kepada detikcom, Kamis (10/12/2020).
Bentrokan antar dua kubu paslon Pilbup Lutim tersebut terjadi kemarin sekitar pukul 16.00 Wita. Menurut polisi, insiden tersebut terjadi begitu cepat.
"Kejadiannya spontan dan tidak berlangsung lama. Setelah diamankan oleh petugas mereka langsung membubarkan diri," sebut Ibrahim.
Polisi memastikan tidak ada korban jiwa akibat bentrokan dua kubu paslon Pilbup Lutim tersebut. Namun ada satu unit kendaraan yang mengalami kerusakan.
"Tidak ada korban jiwa, cuma kerugian materiil berupa kerusakan pada satu mobil yang terkena lemparan batu," ungkap Ibrahim.
Demi mencegah insiden serupa terulang, seluruh calon dan pendukung di Pilkada 2020 diminta tidak bersikap euforia. Ingat, jika terjadi permasalahan perihal ketertiban masyarakat (kamtibmas), maka masyarakat sendiri yang akan merugi.
"Dan kita juga berharap agar tetap bijaksana menyikapi situasi, tidak menimbulkan kerumunan. Perlu diingat bahwa kondisi pandemi dan upaya pencegahan COVID perlu tetap dilakukan, demi keselamatan masyarakat secara luas," imbau Ibrahim.
Simak imbauan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di halaman berikutnya.
Mendagri Tito Karnavian mewanti-wanti para paslon kepala daerah dan pendukungnya untuk tidak menggelar konvoi ataupun arak-arakan dalam rangka perayaan kemenangan di Pilkada 2020. Tito mengimbau para paslon dan pendukung agar menunggu keputusan resmi dari KPU.
"Jadi tidak perlu euforia, tidak perlu deklarasi, tidak perlu konvoi-konvoi tidak ada arak-arakan, dan kemudian kita tunggu saja hasil resmi dari KPU. Kita tunggu hasil resmi dari otoritas yang berwenang," kata Tito Karnavian di Kantor Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/12).
Para paslon juga diminta tidak menggelar kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Pemerintah selalu mengingatkan bahwa keselamatan masyarakat harus diutamakan.
"Di tahapan-tahapan lanjutan ini, saya minta kepada semua pihak untuk tidak melakukan pengumpulan massa dalam bentuk apa pun. Apalagi yang berpotensi penularan COVID-19. Keselamatan rakyat yang nomor satu," tegas Tito.
"Exit polling, quick count itu bisa menjadi indikator, tapi bukan penentu. Penentunya adalah hasil perhitungan suara resmi dari otoritas resmi, yaitu KPU," lanjutnya.