Cerita Novel Baswedan di Balik OTT Jerat 2 Menteri: Tak Ada Kepentingan Apa Pun

Cerita Novel Baswedan di Balik OTT Jerat 2 Menteri: Tak Ada Kepentingan Apa Pun

Farih Maulana Sidik - detikNews
Kamis, 10 Des 2020 18:53 WIB
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba di Polda Metro Jaya. Ia akan diperiksa sebagai korban penyerangan air keras.
Novel Baswedan (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Penyidik senior KPK Novel Baswedan bercerita di balik operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap dua menteri, yakni Edhy Prabowo dan Juliari P Batubara. Novel mengatakan tidak ada kepentingan apa pun dalam OTT itu.

"Tentunya tidak semua hal bisa saya jelaskan dan tidak semuanya bisa saya sampaikan ke publik ya. Tapi, terlepas dari itu semua, seharusnya, ketika menangani suatu perkara itu, tidak ada interest, tidak ada kepentingan apa pun," kata Novel dalam sebuah diskusi daring, Kamis (10/12/2020).

"Kita hanya melihat dari kepentingan penegakan hukum dan dilakukan dengan objektif dan profesional," imbuh Novel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novel mengatakan, ketika pelaksanaan OTT tidak mengikuti kaidah, penanganannya akan bermasalah. Namun Novel juga tak menjelaskan secara rinci terkait kaidah pelaksanaan OTT yang dimaksud.

"Tapi poin per poinnya saya tidak bisa cerita, saya ada di KPK dan saya kira secara etika saya tidak tepat kalau saya menyampaikan hal itu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Diketahui bahwa KPK dalam dua pekan terakhir menangkap dua menteri. Pertama, Edhy Prabowo, yang saat itu menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Edhy Prabowo diduga menerima suap terkait ekspor benih lobster atau benur. Dia ditangkap KPK pada Rabu (25/11) dini hari di Bandara Soekarno-Hatta saat pulang dari Amerika Serikat.

Menteri kedua yang ditangkap KPK adalah Menteri Sosial Juliari P Batubara. Juliari diduga menerima uang miliaran rupiah terkait dana bantuan sosial (bansos) Corona.

Dalam OTT itu, awalnya KPK menangkap pejabat Kemensos pada Sabtu (5/12) pagi. Juliari sendiri datang menyerahkan ke KPK pada Minggu (6/12).

(fas/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads