Rayakan Perkawinan Dengan Arung Jeram
Minggu, 29 Jan 2006 17:27 WIB
Magelang - Ada-ada saja, ulah seorang aktivis pecinta alam dalam merayakan pesta pernikahan. Iskandar (43) bersama istrinya, Aswatun Khoiriyah (28) bersama rekan-rekanya merayakan pernikahannya dengan melakukan arung jeram di Sungai Elo Kabupaten Magelang dan cross country menggunakan Jeep di lereng Merapi, Minggu (29/1/2006). "Ini syukuran pernikahan kami yang gila-gilaan dan nekat. Saya juga ingin acara pernikahan dirayakan dengan cara yang lain, tidak seperti yang sudah ada," kata Iskandar kepada wartawan disela-sela persiapan sebelum mengikuti arung jeram.Menurut Iskandar, pesta seperti ini awalnya merupakan ide dirinya yang didukung rekan-rekannya yang sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pecinta alam, adventure dan kesenian. Karena dirinya akan menikah, kemudian kegiatan itu dikemas dalam acara wedding adventure.Tidak hanya itu saja, saat melangsungkan akad nikah di depan penghulu di Dusun Keceme Desa Caturharjo Sleman pada har Selasa 24 Januari lalu, Iskandar memberikan mas kawin berupa sebuah sepeda jengki, sebuah pompa angin dan sebuah radio transistor dua band secara tunai. "Semua mas kawin itu juga penuh simbol. Bukan konvensional saja. Bahkan ada teman kami saat merayakan pesta Sabtu malam yang memberikan sebuah cangkul," kata Iskandar yang bekerja di sebuah sekolah akting di Jakarta itu.Sebelum dilakukan prosesi arung jeram, dari rumahnya di Jalan Bima Sakti No 29 Sapen Kecamatan Gondukusuman Yogyakarta pada hari Minggu pukul 08.00, mempelai diarak belasan mobil Jeep Land Rover 4x4 dan mobil lainnya. Iskandar bersama Aswatun yang mengenakan pakaian pengantin adat Jawa warna biru. Iskandar juga mengenakan keris. Sedangkan istrinya juga memakai sanggul. Hanya saja, di bagian bawah tidak mengenakan kain jarik (kain batik-red), tetapi diganti celana pendek warna hitam agar mudah bergerak. Sedangkan para pengiring penganten juga mengenakan busana adat Jawa.Setiba di base camp atau tempat start arung jeram di Desa Blondo Kecamatan Mungkid Magelang, Iskandar segera memasang helm motif batik serta baju pelampung kepada istrinya. Sementara itu, puluhan rekannya yang datang lebih dulu menyiapkan sekitar 13 perahu karet untuk mengiringi pesta arung jeram. Setelah dilakukan doa bersama dan pengarahan oleh tim pemandu mengenai prosedur melakukan arung jeram pukul 09.30 WIB mempelai kemudian menaiki perahu karet yang sudah dihiasi janur kuning di bagian lambung. Dengan pelan, perahu memulai perjalanan mengarungi jeram di Sungai Elo sepanjang 12 kilometer menuju garis finish di kawasan Candi Mendut.Saat melewati beberapa jeram diantaranya Jeram Keriting dan Jeram Tengah sekitar 3 kilometer dari tempat start, wajah kedua mempelai sempat tegang.Bukan senyum atau tawa manis tapi muka yang kecut dan dada yang deg-degan. Namun berkat kepiawaian pemandu, beberapa jeram berhasil dilalui meski kondisi air sungai lumayan deras. Setelah beristirahat beberapa saat di tengah perjalanan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Ketika melewati kawasan celah sungai Elo yangmenyempit, bukan wajah tegang yang tampak tapi penuh canda dan tawa. Karena arus mulai tenang, di tempat itu, mempelai wanita sempat duduk di depan perahu.Sedangkan Iskandar berdiri dibelakang sambil memegang pundak dan tidak mengayuh dayung lagi.Setelah tiga jam mengarungi Sungai Elo, rombongan finish di kawasan Mendut pukul 12.30 WIB. Setelah beristirahat lebih kurang 1,5 jam untuk makan siangdan berganti pakaian karena basah kuyup. Rombongan kemudian melanjutkan acara dengan cross country menggunakan Jeep Land Rover. Rombongan melintasikawasan lereng Gunung Merapi menyusuri Sungai Putih di Kecamatan kawasan Salam Magelang hingga Kecamatan Turi Sleman dan tiba kembali di rumah mempelai pukul 17.00 WIB.
(jon/)